Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Madura dalam bentuk media online yang memuat: Madura Zone, Artikel, Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Kuliner, Berita, Dan lain-lain. Selamat berkunjung di blog kami!!!

Pengertian Akhlaq Tasawuf, Sumber-sumber Qurani Tasawuf, Sejarah Lahirnya atau Munculnya Tasawuf

---
---
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  belakang.
Kami mengambil judul ini karena di dalamnya menerangkan maksud dari adanya Tasawwuf, yg meliputi : Pengertian, yaitu Secara Etimologis, para ahli berselisih tentang asal kata tasawuf. Sebagian menyatakan berasal dari “shuffah” artinya emper masjid Nabawi yang didiami oleh sebagian sahabat Anshar. Ada pula yang mengatakan berasal dari “shaf”, artinya barisan. Seterusnya ada yang mengatakan berasal dari “shafa”, artinya bersih/jernih, ada lagi yang mengatakan berasal dari “shufanah”, sebutan nama kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir, terakhir ada yang mengatakan berasal dari bahasa yunani “theosofi”, artinya ilmu ketuhanan. Namun yang terakhir ini tidak disetujui oleh H.A.R. Gibb. Dia cenderung pada kata tasawuf berasal dari shuf  (bulu domba), dan orang yang berpakaian bulu domba disebut “mutashawwif”, perilakunya disebut “tasawuf”.
              Menurut Al-junaidi [w. 296 H] Tasawuf adalah menyucikan hati sehingga tidak ditimpa suatu kelemahan, menjauhi akhlak alamiyah, melenyapkan  sifat kemanusiaa, dan menjauhi segala keinginan nafsu. Tidak hanya menerangkan pengertian saja, termasuk didalamnya juga mengenai dasar-dasar qur’ani entang tasawwuf, serata bagaimana sejarah munculnya atau lahirnya Tasawwuf  dalam Islam yakni Ibnu Al-Jauzi dan Ibnu Khaldun secara garis besar kehidupan kerohanian dalam islam terbagi menjadi dua, yakni zuhud dan Tasawuf.
B. Rumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang yang disebutkan diatas maka masalah yang dapat kami rumuskan adalah:
a.    Apa pengertian  Tasawwuf ?
b.   Apa saja dasar-dasar  Qur’ani Tasawwuf ?
c.    Bagaimana sejarah munculnya tasawwuf ?
C. Tujuan.
      Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka makalah ini memiliki tujuan antara lain :
a.    Untuk mengetahui pengertian dari Akhlaq Tasawwuf.
b.   Untuk mengetahui dasar-dasar  Qur’ani tentang Tasawwuf.
c.    Untuk mengetahui sejarah munculnya Tasawwuf.
                             
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian  Tasawwuf.
1.      Pengertian Tasawuf Secara Lughawi.
        Arti tasawuf secara lughawi (Etimologis) itu di perselisihkan oleh para ahli. hal ini di akibatkan oleh perbedaan mereka dalam memandang asal usul kata itu.asal usul kata ‘tasawuf’ menurut mereka, antara lain sebagai berikut :
a)      tasawuf berasal dari kata ‘shuf’, yang berarti ‘wol kasar’
b)      tasawwuf berasal dari akar kata ‘shafa’, yang berarti ‘ bersih.
c)      tasawwuf berasal dari istilahyang dikonotasikan dengan ahl as-suffah (اهل الصفة), yaitu orang-orang yang ditin[1]ggal di suatu kamar disamping masjid nabi di madinah
d)     tasawwuf berasal dari kata ‘sophos’. Kata teersebut berasal dari Yunani yang berarti ‘hikmah’.
e)      tasawwuf berasal dari kata ‘shaf’(صف). Makna shaf dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika sholat selalu berada di shaf paling depan.
f)       kata tashawwuf  berkaitan dengan kata (الصفة) karena para sufi sangat mementingkan sifat-sifat terpuji dan berusaha keras meninggalkan sifat-sifat tercela.
g)      tasawwuf berasal dari kata ‘shaufanah’, yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu-bulu, dan banyak tumbuh di padang pasir di tanah Arab, dimana pakaian kaum sufi itu berbulu-bulu seperti buah itu pula, dalam kesederhanaannya.1
2.      Pengertian Tashawwuf Secara Istilah
Secara istilah, baik menurut kalangan sufi (pengamal ajaran tasawwuf) maupun para pengamat, istilah ‘tasawwuf’ memiliki arti berbeda-beda sesuai dengan pengalaman spiritual dan pengamatan masing-masing.
Menurut Ibrahim Basyuni, seperti yang dikutip M. Syatoiri,[2] walaupun bermacam-macam, Definisi tersebut bisa dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu definisi dari segi Al-bidayah dan Al-Mudafah.
a.      Definisi yang terjadi karena dasar (البداية)
Manusia dengan fitrahnya tidak akan menguasai seluruh hakikat. Hal tersebut karena dibalik seluruh hakikat ada hakikat yang paling agung dan dapat menguasai seluruh hakikat. Oleh karena itu banyak orang yag memberikan definisi tasawuf berdasarkan pada fitrahnya, diantaranya sebagai berikut.
a)      Abu husein an-nuri (w. 272 H)
Sufiah adalah kelompok kaum yang memiliki hati bersih dari segala keburukan yang dibuat manusia dan bersih dari penyakit batin serta bebas dari segala bentuk sahwat, sehingga mereka berada dibarisan yang peertama dan mendapat derajat yang tinggi serta kebenaran.
b)  Al-junaidi (w. 296 H)
      Tasawuf adalah menyucikan hati sehingga tidak ditimpa suatu kelemahan, menjauhi akhlak alamiyah, melenyapkan  sifat kemanusiaa, dan menjauhi segala keinginan nafsu.
a)      Dzun al-mishri (w. 245H)
            Sufi adalah orang yang tidak menyusahkan bagi dirinya dari segala permintaannya, juga tidak menyusahkan dirinya dari ketiadaan.
b.         Definisi dari segi dirasakan (المدافة)
Tasawuf dari segi ini, yaitu orang yang sudah memasuki dunia sufi harus menggerakkan jiwa pada kegiata-kegiatan  tertentu untuk mendapatkan suatu perasaan yang berhubungan dengan wujud tuhan yang mutlak atau kehidupan rohani yang berusaha mendekatkan diri kepada tuhan dengan berbagai cara seperti memperbanyak amalan. Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tasawuf adalah pembersihan diri. Dengan kata lain tasawuf merupakan suatu perpindahan kehidupan, yaitu dari kehidupan kebendaan pada kehiduupan kerohanian.
c.             Definisi dari segi kesungguhan ((الجا هدة.
      Definisi Taswuuf secara Jahidah mulai  mengadakan pendekatan secara ilmiah dengan cara memperindah diri melalui pengalaman agama dalam fadhilah-fadilahnya.
Atas dasar-dasar alamiahnya ini, banyak yang memberikan ta’rif tasawuf, di antaranya sebagai berikut.
a)      Al-Kanani
Taswauf adalah akhlak maka barang siapa yang bertambah akhlaknya, maka bertambah pula kesuciannya.
b)      An-Nuri
Tasawuf bukanlah lukisan atau ilmu, tetapi akhlak. Bila merupakan lukisan, tasawuf akan dapat  dicapai dengan dasar kesungguhan. Bila merupakan ilmu, tasawuf  akan dapat dicapai dengan belajar.  Akan tetapi, tasawuf hanya akan dapat dicapai melalui akhlak, yaitu akhlak Allah. Pada diri seseorang tidak akan dapat diterima akhlak yang bersifat ketuhanan bila melalui ilmu dan lukisan.
c)      Sahal bin Abdillah
Tasawuf adalah menyedikitkan makan, sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah, dan lari dari manusia.
Tasawuf bertujuan memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan.hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran bahwa manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komonikasi dan dialog antara roh manusia dengan tuhan. Dengan demikian,dapat dipahami bahwa tasawuf adalah ilmu yang mempelajari suatu cara agar seseorang dapat mudah berada di hadirat Allah SWT. Gerakan ‘kejiwaan’ penuh dirasakan untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh suatu hakikat kontak hubungan yang mampu menelaah informasi dari Tuhannya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tasawuf adalah pembersihan diri. Dengan kata lain, tasawuf merupakan suatu perpindahan kehidupan, yaitu dari kehidupan kebendaan pada kehidupan kerohanian.[3]
B.     Dasar-dasar/sumber-sumber Qurani Tasawwuf.
Untuk memperjelas dan memperkuat bahwa tasawuf dalam islam tumbuh dan berkembang dari sumber pokok ajaran islam sendiri.
Dalam hal inilah, Tasawuf pada awal pembetukannya adalah akhlak atau keagamaan, dan moral keagamaan ini banyak diatur dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jellas, sumber pertamanya adalah ajaran-ajaran Islam sebab tasawwuf ditimba dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan amalan-amalan, serta ucapan para sahabat. Amalan dan ucapan para sahabat itu tentu saja tidak keluar dari ruang lingkup Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan begitu, justru dua sumber utama tasawuf adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah itu sendiri.[4]
Berikut ini akan dikemukakan ayat-ayat al-qur’an dan landasan hadits (as-sunnah) yang menjadi landasan semua tahapan (maqamat) dan keadaan (akhwal) para sufi tersebut:
·         Tentag penggemblangan jiwa (Mujahadah An-Nafs), Allah SWT. Berfirman yang artinya :
“dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jala-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Ankabut [29]: 69)”
·         Dalam sebuah hadits Qudsi Allah SWT. Berfirman,
 “sangat pantas bila seseorang hamba senantaisa mendekatakn diri kepada-Ku
Melalui amalan-amalan sunat sehingga Aku mencintainya. Bila mencintainya, jadilah Aku pendengarnya yang dia pakai untuk melihat, dan lidahnya yang dia pakai untuk berbicara, dan tangannya dia dipakai untuk mengepal, dan kakinya yang dia pakai untuk berusaha, maka dengan-Ku-lah, dia mendengar, melihat, berbicara, berpikir, meninjau, dan berjalan.”[5]
C. Sejarah Lahir / Munculnya Tasawuf.
Ibni al-Jauzi dan Ibnu Khaldun secara garis besar kehidupan kerohanian dalam islam terbagi menjadi dua, yakni zuhud dan tasawuf. Hanya saja diakui bahwa keduanya  merupakan  isltilah baru, sebab keduanya belum ada pada masa Nabi Muhammad SAW. Dan  tidak terdapat dalam Al-Qur’an, kecuali Zuhud yang disebut sekali dalam surah Yusuf  (ayat 20).
Istilah  popular  pada masa beliau ialah sahabat sebagai panggilan kehormatan bagi pengikutnya.  Mereka adalah orang-orang yang  terhindar dari sikap sirik dan pola kehidupan Jahiliyah,  selalu mendengar dan meresapi Al-qur’an. Ketika beliau bersama para sahabatnya hijrah ke Madinah, maka ada istilah baru muncul,  yaitu Muhajir dan Anshar.  Muhajir berarti suatu orang yang berpindah dari Mekah ke Madinah sedang Anshar  suatu julukan bagi orang  Madinah yang memberi pertolongan kepada mereka tadi.
Ketika islam berkembang dan banyak orang yang memeluk Islam, dan terjadi perkembangan strata sosial, maka muncul istilah baru dikalangan sahabat, yakni, Qurra’ (ahli pembaca Al-Qur’an), ‘Ahl Al-Shuffa ‘serta ‘Fuqara’. Pada masa Khulafaur-Rasyidin ketiga yang pertama, istilahQurra’ sebagai panggilan bagi pengkaji Al-qur’an. Kemudian masa Khalifah keempat, muncul istilahMu’tazilahsebagai pertanda bagi orang yang menghindarkan diri dari pertikaian antara Ali dan lawan-lawannya. Mereka berada di rumahnya masing-masing untuk konsentrasi menjalankan ibadah dan diantara mereka ada yang  mengasingkan diri kegua-gua. Ketika itu muncul istilah Ubbad (Ahli Ibadah)dan bersamaan dengan itu muncul istilahKhawarijbagi orang yang keluar dari barisan Ali ra. Meraka itu semua kelompok zuhud  yang umumnya disebutQurra’.
Setelah kematian Ali dan Husain, muncul orang-orang yang merasa dirinya banyak dosa sehingga selalu bertaubat kepada Allah SWT, mereka ini disebut Tawwabin. Ada  pula kelompok  yang  selalu meratapi kesusahan dan kepedihannya, mereka ini disebut Qash-shash ( pendongeng),  Nussak (ahli Ibadah), Rabbaniyah (ahli ketuhanan) dan sebagainya.
Sebagaimana telah diketahui, bahwa sejarah Islam ditandai dengan peristiwa tragis, yakni pembunuhan terhadap diri Khalifah ketiga, Utsman Ibnu Affan ra. Dari peristiwa itu secara berantai menjadi kekacauan dan kerusakan Akhlak. Hal ini menyebabkan shahabat-shahabat yang masih ada, dan pemuka-pemuka Islam yang mau berfikir, berikhtiar membangkitkan kembali ajaran Islam, kembali ke masjid (I’tikaf), kembali mendengarkan kisah-kisah mengenai keindahan hidup zuhud dan sebagainya. Inilah benih Tasawuf  yang  paling awal.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat kami simpulkan bahwa  Tasawuf adalah menyucikan hati sehingga tidak ditimpa suatu kelemahan, menjauhi akhlak alamiyah, melenyapkan  sifat kemanusiaa, dan menjauhi segala keinginan nafsu.
Dari dasar-dasar qur’ani Tasawuf pada awal pembetukannya adalah Akhlak atau keagamaan, dan moral keagamaan ini banyak diatur dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jellas, sumber pertamanya adalah ajaran-ajaran Islam sebab tasawwuf ditimba dari Al-Qur’an, As-Sunnah, Sejarah munclnya tasawuf dalam kehidupan (dalam islam) bahwa sejarah Islam ditandai dengan peristiwa tragis, yakni pembunuhan terhadap diri Khalifah ketiga, Utsman Ibnu Affan ra. Dari peristiwa itu secara berantai menjadi kekacauan dan kerusakan Akhlak., semuanya berikhtiar membangkitkan kembali ajaran Islam, kembali ke masjid (I’tikaf), mendengarkan kisah-kisah mengenai keindahan hidup zuhud dan sebagainya (benih awal tasawuf).
B.     Saran
      Dari berbagai penjelasan makalah diatas kita bisa mengambil manfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, yakni dengan selalu berserah diri kepada Allah yang maha mencipta segalanya alam semesta ini dengan cara mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan-NYA, sabar atas segalah hal yang menimpa kita, rida terhadap apa yang terjadi, saling mencintai yang satu sama lain dengan tidak menyimpang dari norma-norma agama dan sebagainya, agar hidup kita bisa tentram dan damai.


DAFTAR PUSTAKA
Musthafa, H.A. 2002. Akhlak Tasawuf. Bandung : PUSTAKA SETIA
Syatori, M. 1991. Tasawuf. Bandung ; IAIN Sunan Gunung Gjati Fakultas Ushuluddin.
Darsono, H. Drs. Dkk. 2006. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.



1.barmawie umarie. Syistematika tasawuf. Sala:Siti Syamsiyah. 1996. Hlm. 9.
[2] M. Syatori. Tasawuf. Bandung : IAIN Sunan GUnung Djati Fakultas Ushuluddin , 1991. Hlm. 2-5.
[3]  Ibid.
[4]  Lihat Abi Nashr As-Siraj Ath-Thusi. Al-Luma’. Di-tahqiq oleh Abdul Halim Mahmud dan Thaha Abd Baqi Surur. Mesir: Dar Al-Kutub Al-Haditsah dan Maktabah Al-Mutsanna Baghdad. 1960. hlm . 6.
[5] Dikutip dari M. Syatori


---
Tag : pendidikan
0 Komentar untuk "Pengertian Akhlaq Tasawuf, Sumber-sumber Qurani Tasawuf, Sejarah Lahirnya atau Munculnya Tasawuf "

Back To Top