Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Madura dalam bentuk media online yang memuat: Madura Zone, Artikel, Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Kuliner, Berita, Dan lain-lain. Selamat berkunjung di blog kami!!!

Pengertian Pendidikan Keluarga Beserta Penjelasan Setiap Aspek dalam Pendidikan Keluarga

---
---
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
            Dalam dunia pendidikan, keluarga memegang peranan yang besar dan penting. Dari 3 faktor utama dalam konsep Tri Pusat Pendidikan” keluarga merupakan faktor pendukung utama bagi tercapainya tujuan pendidikan, disamping sekolah dan masyarakat. Oleh karenanya sangatlah tepat apabila dikatakan bahwa pendidikan keluarga adalah dasar atau pondasi utama dari pendidikan anak selanjutnya.
            Keluarga dapat dikatakan sebagai suatu badan sosial yang berfungsi mengarahkan kehidupan afektif seseorang. Di dalam keluarga, seseorang pertama kali mengalami kesenangan, kesedihan, kekecewaan,dan kasih sayang .
Keluarga dikatakan sebagai pendidikan pertama dan utama. Pertama artinya tugas mendidik itu sudah dilakukan semenjak dalam kandungan ibu (bayi) dan utama maksudnya pendidikan rumah tangga (keluarga) itu mewariskan budaya bangsa melalui kedua orang tua secara turun-temurun dalam satu kurun waktu kehidupan tertentu.
         Melihat pentingya keluarga dalam pendidikan, maka sudah barang tentu dibutuhkan figur, peran dan keteladanan orang tua yaitu ayah dan ibu yang harus memiliki kemampuan. Kemampuan orang tua yang dimaksud adalah “Kepemimpinan orang tua”. Hal ini perlu diperhatikan, karena karakter seorang anak pada masa pertumbuhan bersifat panca roba, tidak stabil, kadang kala jauh meninggalkan jati diri atau bertentangan dengan keluarga.

1.2  Rumusan Masalah
1.   Apa yang dimaksud dengan pendidikan keluarga?
2.      Apa fungsi dan peranan pendidikan keluarga?
3.      Bagaimanakah proses pendidikan keluarga dalam mendidik anak menurut konsep pendidikan Islam?

    1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang definisi pendidikan keluarga
2.      Untuk mengetahui fungsi dan peranan pendidikan keluarga
3.      Untuk mengetahui proses pendidikan keluarga dalam mendidik anak menurut konsep pendidikan Islam

   1.4 Fokus Masalah
Penulisan makalah ini difokuskan pada pengkajian tentang proses dan peran pendidikan keluarga dalam mendidik anak menurut konsep pendidikan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Keluarga
            Secara etimologi kata “Keluarga”menurut K.H.Dewantara adalah rangkaian perkataan-perkataan ‘kawul’ dan ‘warga’. Sebagaimana diketahui, bahwa ‘kawul’ itu tidak lain artinya dari pada ‘abdi’ yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”.Sedangkan secara terminologi, menurut Am Rose,sebagaimana dikutip oleh ST.Vembriarto keluarga bisa diartikan sebagai a group of  two or more person residing together who are related by hood,marriage,or adoption(sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bertempat tinggal bersama dimana terjadi hubungan darah,perkawinan,atau adopsi).[1]
            Dengan demikian,intisari pengertian keluarga adalah:1)Keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri dari ayah,ibu,dan anak. 2)Hubungan sosial diantara keluarga relatif tetap yang didasarkan pada ikatan darah,perkawinan,atau adopsi.3)Hubungan antar keluarga dijiwai oleh susunan afeksi dan rasa tanggung jawab.Di dalam pendidikan,keluarga mempunyai arti penting sebagai wadah antara individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama dan utama untuk anak bersosialisasi.Ibu,ayah,saudara,adalah orang yang pertama bagi anak untuk mengadakan kontak dan tempat pembelajaran.Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal,dan kodrat(adanya hubungan darah antara pendidik dan peserta didik).

2.2 Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga
A.Fungsi Pendidikan Keluarga
Ø  Memberikan pengalaman pertama pada masa kanak-kanak
          Lembaga pendidikan keluarga memberi pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.Para ahli ilmu kejiwaan Freud dan Adler sangat menekankan pentingnya pendidikan keluarga pada masa kanak-kanak,sebab pengalaman masa kanak-kanak yang menyakitkan walaupun sudah jauh terpendam di masa silam,tetapi dapat mengganggu keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya.[2]
Ø  Menjamin kehidupan emosionil anak
     Melalui pendidikan keluarga ini kehidupan emosionil atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau berkembang dengan baik,hal ini disebabkan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak. Dalam kehidupan anak tentunya keluarga merupakan tempat yang sangat vital.Dalam keluarga,peranan orang tua sangatlah penting. Mereka merupakan model bagi anak. Ketika orang tua melakukan sesuatu anak-anak akan mengikuti orang tua mereka.
Hal ini disebabkan anak dalam masa meniru. Orang tua yang satu dengan orang tua yang lainnya dalam mendidik anak-anak tentunya juga berbeda. Mereka mempunyai suatu gaya atau tipe-tipe tersendiri. Dan tentunya gaya-gaya tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu lingkungan keluarga sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan sosio-emosinya.
Adapun mengenai susunan keluarga,Probbins membaginya menjadi 3 macam yaitu:
1)      Keluarga Otoriter : Di sini perkembangan anak semata-mata ditentukan oleh orang tuanya.Sifat pribadi anak dari keluarga otoriter biasanya suka menyendiri,mengalami kemunduran kematangannya, ragu-ragu dalam mengambil tindakan serta lambat berinisiatif.
2)      Keluarga Demokrasi : Sikap pribadi anak dari keluarga demokrasi dapat menyesuaikan diri,fleksibel, dapat mengontrol dirinya,menghargai pekerjaan orang lain,menerima kritik dengan terbuka, merupakan anak yang aktif,emosinya lebih stabil serta memiliki rasa tanggung jawab.
3)      Keluarga Liberal : Disini anak-anak bebas bertindak dan berbuat semaunya.Sifat anak dari keluarga jenis ini biasanya lebih agresif,tidak dapat bekerja sama dengan orang lain,sukar menyesuaikan diri,emosinya tidak stabil serta selalu memiliki rasa curiga terhadap orang lain.[3]
Ø  Menanamkan dasar pendidikan moril
     Walaupun keluarga memberikan seluruh aspek perkembangan pribadi anak,tetapi didalam keluargalah terutama tertanam dasar-dasar pendidikan moril,dimana pendidikan moril ini tidak dberikan dengan ceramah atau kuliah,tetapi melalui contoh-contoh yang konkret dalam perbuatan di kehidupan sehari-hari.
Ø  Memberikan dasar pendidikan sosial dan agama
Kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong menolong,gotong-royong secara kekeluargaan,bersama-sama menjaga ketertiban,kedamaian,dan keserasian dapat memupuk berkembangnya benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak.keluarga juga merupakan lembaga pendidikan penting untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

B.Peranan Keluarga dalam Mendidik Anak
            Dari penjelasan di atas,semua bertujuan untuk mendidik anak agar menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kompetensi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak tersebut.Keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama mempunyai peranan penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak.Menurut Hasan Langgulung ada enam bidang-bidang pendidikan yang dapat dikembangkan oleh orang tua dalam rangka pendidikan keluarga,yaitu pendidikan jasmani,kesehatan akal (intelektual),psikologi dan emosi,pendidikan agama dan spiritual,pendidikan akhlak,serta pendidikan sosial anak.[4]
      1. Pendidikan jasmani dan kesehatan
      Keluarga mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan fungsi fisiknya.Peranan keluarga dalam menjaga kesehatan anak dapat dilakukan sebelum bayi lahir(pre-natal),yaitu pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan memberinya asupan makanan yang bergizi selama mengandung.Apabila bayi telah lahir maka tanggung jawab keluarga terhadap kesehatan anak harus dipersiapkan lebih matang.Langkah-langkah yang dapat dilakukan  untuk mewujudkan tujuan pendidikan jasmani antara lain: 1)Memberi ASI yang cukup hingga anak berusia dua tahun. 2)Menjaga kebersihan dan kesehatan jasmani,pakaian,serta melakukan imunisasi.
2.Pendidikan akal (Intelektual)
     Walaupun pendidikan akal telah dikelola oleh institusi khusus,tetapi peranan keluarga masih tetap penting terutama orang tua mempunyai tanggung jawab sebelum anak masuk sekolah.Tugas keluarga dalam pendidikan intelektual adalah untuk menolong anaknya menemukan bakat-bakat dan minat serta potensi.Cara yang dapat dilakukan adalah: 1)Mempersiapkan alat perangsang intelektual seperti alat permainan,gambar,buku,majalah,dan sumber lain yang menyebabkan anak gemar menelaah kandungan buku. 2)Membiasakan anak berpikir logis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi dengan cara memberikan contoh-contoh yang baik dan praktikal dalam pemikiran.

   3.Pendidikan psikologi dan emosi
      Melalui pendidikan psikologi dan emosi,keluarga dapat mendidik anak dan anggota keluarga yang lain untuk menciptakan pertumbuhan emosi yang sehat,menciptakan kematangan emosi yang sesuai dengan akidah-akidah umum,menumbuhkan emosi kemanusiaan yang mulia seperti cinta kepada orang lain,mengasihi orang lemah,menyayangi fakir miskin dan menjaln kerukunan dengan orang lain.Untuk mencapai tujuan ini orang tua dapat menempuh cara: 1)Mengetahui segala keperluan psikologis dan sosialnya. 2)jangan menggunakan cara-cara ancaman,kekejaman,dan siksaan badan.3)Jangan melukai perasaan anak dengan kritikan tajam,ejekan,cemoohan,menganggap enteng pendapat dan membandingkan anak dengan keluarga dan kerabat yang lain.
   4.Pendidikan agama dan spiritual
     Pendidikan agama tumbuh dan berkembang dari keluarga,sehingga peran orang tua sangat penting.Pendidikan agama dan spiritual berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri pada diri anak yang disertai kegiatan upacara keagamaan.Memberikan bekal anak-anak dengan pengetahuan agama dan kebudayaan Islam sesuai dengan umur anak dalam bidang akidah,ibadah muamalat,dan sejarah disertai dengan cara pengamalan keagamaan.Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh orang tua adalah : 1)Memberi tauladan yang baik kepada anak tentang kekuatan iman kepada Allah.2)Membiasakan anak menunaikan syiar-syiar agama sejak kecil,sehingga amalan agama menjadi mendarah daging.Anak akan melakukan sendiri tanpa paksaan orang tua.3)Membimbing mereka membaca bacaan agama,mengaji serta menggalakkan mereka untuk turut serta dalam aktvitas keagamaan.

   5.Pendidikan akhlak
     Akhlak adalah tata cara berperilaku sesuai dengan norma dan aturan,baik yang bersumber dari adat,Negara,dan agama.Akhlak agama adalah perilaku dengan ukuran nilai-nilai dan aturan agama yang dianggap baik menurut agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama.Keluarga berkewajiban mengajarkan akhlak kepada anak mereka, seperti kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kasih sayang,pemurah,pemaaf,penolong,bersahaja dan sebagainya.Cara-cara yang dapat ditempuh adalah : 1)Memberikan contoh yang baik kepada anak dengan berpegang teguh kepada akhlak mulia.2)Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai dengan kemampuannya 3)Melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak tersebut.

6.Pendidikan sosial anak
       Pendidikan sosial anak melibatkan bimbingan terhadap tingkah laku sosial,ekonomi,dan politik dalam rangka meningkatkan akidah iman dan taqwa kepada Allah SWT.Islam selalu mengajarkan untuk selalu berbuat adil kepada sesama,memberi kasih sayang dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain.Islam juga mengajarkan untuk saling tolong-menolong,setia kawan,cinta tanah air,sopan santun,tidak sombong,rendah diri dan sebagainya.Cara-cara yang dapat ditempuh adalah: 1)Memberikan contoh yang baik kepada anak dalam tingkah laku sosial berdasarkan prinsip-prinsip agama.2)Menjadikan rumah sebagai tempat interaksi sosial.3)Membiasakan hidup sederhana.4)Mebiasakan anak dengan cara yang islam dalam kegiatan sehari-hari seperti makan,tidur,duduk,memberi salam dan lainnya.

2.3 Proses Pendidikan Keluarga dalam Mendidik Anak menurut Konsep Pendidikan Islam
            Sikap keluarga mempunyai tipe yang berbeda,tipe keluarga Jerman seorang bapak lebih berkuasa sedangkan keluarga Negro ,seorang ibu yang lebih berkuasa.demikian pula perbedaan itu lebih disebabkan oleh kultur, suku, budaya, bahasa,dan agama.Menurut Islam,keluarga adalah unit terkecil yang terbentuk melalui perkawinan yang sah,baik menurut hukum syari’ah Islam maupun menurut perundang-undangan negara.Untuk membentuk keluarga idaman yang penuh dengan kasih sayang dan keharmonisan,harus dibangun atas dasar iman dan taqwa sehingga keluarga dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
          Rasulullah SAW,memberikan garis besar tugas orang tua dalam pendidikan keluarga yaitu memberikan nama yang baik,mengajarkan sopan santun(termasuk juga mendidik agama),mengajarkan baca-tulis, berenang,dan memanah(keterampilan), memberikan makanan yang halal dan bergizi,serta menikahkan ketika sudah dewasa.[5]Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut keluarga terutama orang tua membagi tugas secara sistematis,maka orang tua berperan sebagai guru dan anak sebagai murid,dipandang dari sudut tempat dan lingkungan,maka rumah dan segala isinya menjadi lingkugan yang edukatif.
       
        Oleh karena itu,sistem pendidikan Islam dalam keluarga melalui proses dan tahapan,dimana proses dan tahapan itu disebut dengan periodesasi.Menurut konsep pendidikan Islam,pendidikan dalam keluarga dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode pra-konsepsi,periode pre-natal,dan periode post-natal.[6]
a. Periode pra-konsepsi,yang dimaksud disini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai semenjak seseorang memilih pasangan hidup sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim si ibu.Pada saat seseorang akan memilih calon pasangan hidupnya,kriteria pertama adalah agama,yaitu memilih pasangan yang seagama.Kriteria yang kedua adalah mempunyai budi pekerti yang luhur,ketiga adalah berasal dari keluarga baik-baik,keempat adalah mempunyai kesempurnaan fisik,dan kelima adalah adanya kecocokan,cinta,keserasian,dan kesetiaan.Krieria tersebut akan sangat berpengaruh kepada pribadi dan karakter anak yang dicita-citakan.
Setelah proses pernikahan maka terbentuklah keluarga baru,langkah yang dilakukan adalah mencari rezeki yang halal sehingga makanan,minuman pakaian,tempat tinggal,merupakan hasil yang diridhoi Allah SWT.
b. Periode pre-natal,yang dimaksud adalah suatu pendidikan yang dilakukan oleh calon ayah dan ibu pada saat anak masih berada dalam kandungan.Dalam kondisi seperti ini hendaknya calon ayah dan ibu banyak beribadah kepada Allah,selalu berbudi pekerti yang baik,banyak membaca ayat-ayat Al-Qur’an, karna pada fase prenatal terjadi pertumbuhan yang penting di dalam rahim ibu.Suasana kesehatan dan kejiwaan ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam rahimnya. Rangsangan yang diberikan ibu kepada anaknya dalam rahim sangat penting bagi perkembangan selanjutnya.Ibu sebaiknya mengaktifkan komunikasi dengan anak sejak dalam rahim.
Memasuki bulan keenam dan ketujuh masa kehamilan, bayi mulai mendengar suara-suara seperti detak jantung ibu, suara usus dan paru-paru, dan juga suara lain di luar rahim. Semua itu didengarkan melalui getaran ketuban yang ada dalam rahim. Suara ibu adalah suara manusia yang paling jelas didengar anak, sehingga suara ibu selalu menjadi suara manusia yang paling disukai anak..Kemampuan mendengar ini sebaiknya digunakan oleh ibu untuk membuat anaknya terbiasa dengan ayat-ayat al-Qur’an. Karena suara ibulah yang paling jelas, maka yang terbaik bagi anak dalam rahim adalah bacaan ayat al-Qur’an oleh ibunya sendiri, bukan dari tape, radio atau dari orang lain.
c. Periode post-natal, yaitu pendidikan yang dimulai sejak anak lahir sampai dewasa.dalam praktek pendidikan Rasulullah SAW telah menanamkan dasar-dasar pendidikan keluarga sebagaimana yang dikutip Al-Ghazali dalam kitab Ihya’Ulum al-Din,anak itu pada hari ketujuh dari kelahirannya hendaklah disembelihkan aqiqahnya,serta diberi nama yang baik jika ia telah berusia enam tahun,didiklah ia dengan adab susila(akhlak),jika ia telah berusia 9 tau hendaklah pisahkan tempat tidurnya.Dan jika ia telah berusia 13 tahun pukullah ia jka tidak mengerjakan shalat,serta jika ia telah berusia 16 tahun ia boleh dinikahkan.Berdasarkan hadis tersebut maka pendidikan post-nataldapat ilakukan sesuai dengan perkembangan anak sebagai berikut:

       I.            Anak berusia 0-3 tahun,dalam usia ini lebih ditekankan dalam pendidikan jasmani,seperti belajar jalan,duduk dan sebagainya,menciptakan suasana religius dalam diri anak,seperti membri adzan pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri,diembelihkan hewan aqiqah,member nama yang baik,mencukur rambut dan lainnya.
    II.            Anak usia 3-7 tahun,pada usia 3 tahun anak sudah dididik karena anak sudah mulai mengenal bahasa dan mengenal wibawa,sudah mulai mempunyai keinginan dan kehendak.Pendidikan yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah mengamalkan ajaran Islam yang bersifat praktis,seperti membaca doa makan,tidur,membaca basmalah untuk memulai kegiatan dan membaca hamdalah seusai kegiatan,memberi kasih sayang,dan sebagainya.

 III.            Anak usia 7-13 tahun,pada usia ini anak sudah memasuki sekolah dan anak mulai tumbuh daya intelektualnya.Pendidikan yang dilakukan oleh orang tua adalah melatih anak untuk bisa membedakan yang baik dan yang buruk,memisahkan tempat tidur antara anak dengan orang tua,antara laki-laki dengan perempuan.Dalam mendidik anak ketika memasuki sekolah,orang tua mempunya tugas untuk ;1) memasukkan anak ke sekolah yang tidak bertentangan degan agama atau keyakinan.2)Tetap membimbing dan mengawasi amaliyah agama.3)Selalu memberikan perhatian dan kasih sayang.4)Memonitoring pergaulan diluar rumah dan mengarahkan agar bergaul dengan teman yang baik.
    Demikianlah proses dan peranan pendidikan keluarga dalam mendidik anak menurut konsep pendidikan islam.Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui betapa pentingnya peran ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya,mengembangkan potensi,bakat dan minatnya serta mengarahkan anak agar selalu mengimplementasikan nilai –nilai keislaman.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Ø  Pendidikan,keluarga mempunyai arti penting sebagai wadah antara individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama dan utama untuk anak bersosialisasi yang bersifat informal dan kodrat.
Ø  Fungsi pendidikan keluarga yaitu memberikan pengalaman pertama pada masa kanak-kanak,menjamin kehidupan emosionil anak,menanamkan dasar pendidikan moril, dan memberikan dasar pendidikan sosial dan agama.
Ø  Menurut Hasan Langgulung ada enam bidang-bidang pendidikan yang dapat dikembangkan oleh orang tua dalam rangka pendidikan keluarga,yaitu pendidikan jasmani, kesehatan akal(intelektual), pendidikan psikologi dan emosi,pendidikan agama dan spiritual,pendidikan akhlak,dan pendidikan sosial anak.
Ø  Menurut konsep pendidikan Islam,pendidikan dalam keluarga dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode pra-konsepsi,periode pre-natal,dan periode post-natal.

3.2  Saran
    Dengan adanya penulisan makalah ini,penulis memberikan saran kepada para pembaca untuk dapat memahami arti penting dari pendidikan keluarga serta memahami fungsi dan peranan dari pendidikan keluarga dalam mendidik anak-anak didiknya sesuai dengan konsep pendidikan Islam.



[1] ST Vembriarto,Sosiologi Pendidikan,(Yogyakarta:Gunung Agung,1990)hlm 35
[2] Drs.Suwarno,Pengantar Umum Pendidikan,(Jakarta:PT.RINEKA CIPTA,1992)hlm.67
[3] Drs.H.Abu Ahmadi,Sosiologi Pendidikan Cet I (Jakarta:PT RINEKA CIPTA,1991)hlm 112
[4] Moh.Padil dan Triyo Suprayitno,Sosiologi Pendidikan(Malang:UIN-MALIKI PRESS,2010)hlm 138
[5] Hasan Langgulung,Manusia dan Pendidikan,Analisis Psikologi dan Pendidikan(Jakarta:Pustaka al-Husna,1986)hlm 335
[6] Moh.Padil dan Triyo Suprayitno,Ibid.hlm 134

Pendidikan Keluarga

---
Tag : pendidikan
0 Komentar untuk "Pengertian Pendidikan Keluarga Beserta Penjelasan Setiap Aspek dalam Pendidikan Keluarga"

Back To Top