Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Madura dalam bentuk media online yang memuat: Madura Zone, Artikel, Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Kuliner, Berita, Dan lain-lain. Selamat berkunjung di blog kami!!!

Peran Semalam di Madura dalam Mengangkat Kebudayaan Madura yang Hampir Punah

---
---
Pamekasan, siapa yang tidak kenal dengan acara "Semalam di Madura" dari masyarakat sekitar, lokal, regional, hingga internasional sudah banyak orang mengenal acara ini. acara ini adalah sejenis penampilan berbagai jenis kebudayaan yang ada madura. pada postingan ini kami akan memaparkan dengan detail seperti apa acara Semalam di Madura itu. dikemas dalam sebuah karya tulis ilmiah yang tentunya akan menambah daya tarik anda sebagai pambaca. selamat membaca.

BAB I 
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Semenjak manusia mengenal dirinya sendiri semenjak itupulah manusia memiliki budaya dan kebudayaan. hal ini merupakan karekateristik dari pola pikir yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Kebudayaan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Karena masyarakat melahirkan budaya. Tidak ada budaya tanpa masyarakat, dan tidak mungkin masyarakat tidak mempunyai kebudayaan.
Adapun menurut koetjraningrat tentang budaya dan kebudayaan (1976:28).
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta rasa dan karsa manusia sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta rasa dan karsa manusia itu sendiri.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa  inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan sebagai ”kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tersusun dari bebagai bagian. Eksistensi manusia ditandai dengan upaya tiada henti-hentinya untuk menjadi manusia. Upaya ini berlangsung dalam dunia ciptaanya sendiri, yang berbeda dunia alamiah, yakni kebudayaan. Kebudayaan menempati posisi sentral dalam seluruh tatanan hidup manusia. Tak ada manusia yang dapat hidup di luar lingkup kebudayaan, kearena kebudayaan memberi nilai-nilai pada hidup manusia. Di samping itu, kebudayaan adalah dunia khas manusia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap suku bangsa memiliki budayanya sendiri dan ini merupakan identitas pribadi yang identik dengan suku bangsa tersebut. Sebagai contoh, madura mempunyai budaya kerapan sapi sedangkan di daerah lain budaya kerapan sapi ini tidak ada. Jadi budaya merupakan identitas dari suatu suku bangsa atau masyarakat. Misalakn juga, walaupun hampir di seluruh wilayah di indonesia mempunyai tari – tarian, dalam arti tari tradisional, tari – tarian tersebut tidaklah sama baik gerakan maupun namanya. Hal ini menjadi bukti bahwa. Kebudayaan adalah identik dengan masyarakat yang mempunyai budaya tersebut. Di samping itu, kebudayaan adalah dunia khas manusia. Kebudayaanlah yang dapat membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan laninnya. Kita tidak pernah mendengar tentang kebudayaan harimau, atau kebudyaan pohon jati. Kecuali dalam cerita – cerita fiksi. Jadi jelaslah bahwa makhluk lain seperti batu, hewan, tumbuhan tidak memiliki budaya. Karena budaya dan kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia.
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia juga ingin agar kualitas hidupnya semakin baik. Ketika semua itu terjadi maka kebudyaanpun ikut berkembang mengikuti arah dari perubahan pola fikir, keinginan, dan kebutuhan manusia. Kita lihat pada jaman dahulu ketika manusia ingin memberi kabar kepada orang lain yang jaraknya cukup bejauhan, maka orang tersebut akan menulis surat dan mengirimkannya ke orang yang dituju dengan perantara tukang pos. Beda dengan saat ini, dimana kebudayaan dan perdaban manusia sudah berkembang pesat sehingga ketika kita ingin memberikan kabar, maka cukup dengan menelfon atau mengirim sms. Hal itu juga merupakan budaya, yaitu budaya komunikasi.
 Budaya adalah cipta rasa dan karsa yang dijaga dan diajarkan secara turun temurun dari generasi pendahulu ke generasi berikutnya, akan tetapi pewarisan budaya ini tidak akan selamanya dipegang oleh generasi berikutnya. hal itulah yang menjadi alasan sebuah budaya mengalami stagnasi dan tidak menutup kemungkinan budaya itu akan hilang. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut ialah dari beberapa oknum ekstern dan intern.
1.      Ektern: faktor ektern artinya adalah faktor dari luar.  ini sangat mendominasi terhadap pengaruh hilangnya suatu budaya. faktor ekstern meluncurkan beberapa pengaruh terhadap kebudayaan yang ada pada masyarakat. Misal, peradaban kecanggihan teknologi sangat pesat perkembangannya pada era globalisasi ini mengakibatkan eksistensi kebudayaan dilupakan dan lebih mementingkan kepada hal baru.
2.      Intern: faktor intern adalah faktor Dalam. artinya, faktor ini mengacu pada ruang lingkup didalam suatu masyarakat. Karenanya masyarakat tidak lagi menjaga, memperhatikan, melestarikan budaya mereka sendiri dan lebih cenderung pada individualisme dan tertarik dengan budaya asing.
Faktor diatas merupakan masalah yang krusial dengan keeksistensian budaya dalam masyarakat.
Pada umumnya kebudayaan itu dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya. Banyak cara yang wajar dalam hubungan tertentu pada suatu kelompok masyarakat memberi kesan janggal pada kelompok masyarakat yang lain, tetapi jika dipandang dari hubungan masyarakat tersebut dengan lingkungannya, baru hubungan tersebut bisa dipahami. Misalnya, orang akan heran kenapa ada pantangan-pantangan pergaulan seks pada masyarakat tertentu pada kaum ibu sesudah melahirkan anaknya sampai anak tersebut mencapai usia tertentu. Bagi orang di luar kebudayaan tersebut, pantangan tersebut susah dimengerti, tetapi bagi masrakat pendukung kebudayaan yang melakukan pantangan-pantangan seperti itu, hal tersebut mungkin suatu cara menyesuaikan diri pada lingkungan fisik dimana mereka berada. Mungkin daerah dimana mereka tinggal tidak terlalu mudah memenuhi kebutuhan makan mereka, sehingga sebagai strategi memberikan gizi yang cukup bagi anak bayi dibuatlah pantangan-pantangan tersebut.
Hal ini nampaknya merupakan hal yang sepele tetapi sebenarnya merupakan suatu pencapaian luar biasa dari kelompok masyarakat tersebut untuk memahami lingkungannya dan berinteraksi dengan cara melakukan pantangan-pantangan tersebut. Pemahaman akan lingkungan seperti ini dan penyesuaian yang dilakukan oleh kebudayaan tersebut membutuhkan suatu pengamatan yang seksama dan dilakukan oleh beberapa generasi untuk sampai pada suatu kebijakan yaitu melakukan pantangan tadi. Begitu juga dengan penyesuaian kepada lingkungan sosial suatu masyarakat; bagi orang awam mungkin akan merasa adalah suatu hal yang tidak perlu untuk membangun kampung jauh diatas bukit atau kampung di atas air dan sebagainya, karena akan banyak sekali kesulitan-kesulitan praktis dalam memilih tempat-tempat seperti itu. Tetapi bila kita melihat mungkin pada hubungan-hubungan sosial yang terjadi di daerah itu, akan didapat sejumlah alasan mengapa pilihan tersebut harus dilakukan. Mungkin mereka mendapat tekanan-tekanan sosial dari kelompok-kelompok masyarakat disekitarnya dalam bentuk yang ekstrim sehingga mereka harus mempertahankan diri dan salah satu cara terbaik dalam pilihan mereka adalah membangun kampung di puncak bukit. Kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat tertentu merupakan cara penyesuaian masyarakat itu terhadap lingkungannya, akan tetapi cara penyesuaian tidak akan selalu sama. Kelompok masyarakat yang berlainan mungkin saja akan memilih cara-cara yang berbeda terhadap keadaan yang sama. Alasan mengapa masyarakat tersebut mengembangkan suatu jawaban terhadap suatu masalah dan bukan jawaban yang lain yang dapat dipilih tentu mempunyai sejumlah alasan dan argumen. Alasan–alasan ini sangat banyak dan bervariasi dan ini memerlukan suatu penelitian.
sebenarnya kita menyadari tentang kebudayaan dari bangsa yang beragam ini, dari berbagai suku yang memiliki budaya-budaya yang berbeda, dan kita tahu hal ini adalah kekayaan indonesia yang yang terun temurun diwariskan kepada generasi kegenerasi berikutnya yang seharusnya terjaga.
Dari pada itu pula kembali pada korelasi problem diatas, bahwa kelalaian generasi lagi lagi memacu dengan faktor yang sama, bahkan generasi tidak mengenali kebudaanya sendiri, cenderung generasi mengkreasikan budaya modern yang itupun hasil dari adopsi globalisasi modern yang bukan miliknya sendiri. alhasil generasi mempunyai budaya sendiri hal inilah yang menyebabkan apakah budaya lama masih tetap eksis atau malah digantikan dengan budaya baru.
Masih tergores jelas diingatan kita bagaimana negara tetangga mengklaim warisan budaya kita. Betapa agungnya warisan budaya dari leluhur kita itu sehingga negara tetangga tertarik untuk memilikinya. Kita harus sadari hal itu.
Tentu saja kita tidak bisa serta merta menyalahkan tatangga kita itu, akan tetapi labih baiknaya kita harus introspeksi diri dan bertanya pada diri sendiri. Kenapa bisa negara tetangga mengklaim budaya kita? Salah satu jawaban yang coba diungkap oleh penulis adalah kita sebagai bangsa indonesia kurang melihat dan menghargai budaya sendiri. Kita terlena dengan budaya asing yang up date dan melupakan budaya indonesia yang luhur. Bukan salah satu orang, tapi salah satu bangsa. Orang tua, pemuda, remaja, konglomerat, orang – orang melarat, politisi, yang jago berkompetisi, orang nomor satu, nomor dua dan tiga dan emapat terlalu sibuk dengan kesibukannya. Sehingga budaya yang seharusnya dijunjung tinggi di tanah tempat budaya itu di buat malah memudar dan tak berwarna.
Dewasa ini banyak masyarakat yang kembali sadar untuk melestarikan budayanya. Semisal, diwajibkan memakai batik pada hari sebtu ketika mau ke kantor atau ke sekolah. Instansi pemerintah dan swastapun mewajibkan karyewannya mengenakan batik pada hari sabtu. Hal itu merupakkan langkah untuk melestarikan batik. Sehingga dengan hal itu di harapkan masyarakat indonesia kembali mencintai batik dan pada akhirnya batik tetap terjaga keberadaannya.
Kabupaten pamekasan juga sadar akan pentingnya melestarikan budaya. Dari kesadaran itulah kemudian kabupaten pamekasan merancang sebuah bentuk pagelaran yang kemudian diberi nama semalam di madura. Dimana dalam semalam di madura ditampilkan kesenian dan kebudayaan khas madura. Dan yang mempunyai kesempatan untuk tampil bukan hanya dari kabupaten pameksan akan tetapi juga dari empat kabupaten yang lain. Yaitu sumenep, sampang, dan bangkalan.
Semalam di madura berawal dari pembagian tugas, sumenep menyelenggarakan pemilihan kacong cebbhing se madura, dan pamekasan menyelenggarakan semalam di madura. Semalam di madura juga di kaitkan dengan kerrabhen gubeng yaitu kerapan sapi se madura, karena pada malam hari kosong dan tidak acara maka kebupaten pamekasan menggagas acara tersebut. Semalam di madura adalah acara yang dibuat oleh pemerintah kabupaten pamekasan yang tujuannya adalah menghibur para turis agar tidak merasa bosan selama ada di madura karena biasanaya semalam di madura itu dilaksankan pada malam minggu yang pada hari sabtunya ada pelaksanaan kontes sapeh sono’ dan hari minggunya adalah pelaksanaan kerapan sapi.

Budaya madura juga bisa mengalami pasang surut misalkan, saronin, ludruk, kejung tandhe’ yang sudah mulai dilupakan. Budaya yang masih lestari dan melekat pada masyarakat madura ialah: kerapan sapi, sape sono’, petik laut. Oleh karena itu kehadiran semalam di madura di harpakan dapat mengangkat kembali budaya madura yang hampir tenggelam.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik menulis makalah dengan judul “Peran Semalam di Madura dalam Mengangkat Kebudayaan Madura yang Hampir Punah”.

B.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimana peran semalam di madura dalam melestarikan kebudayaan yang ada di madura?
2.    Bagaimana semalam di madura mampu menjadi alat asah bagi talenta generasi muda madura?
3.    Bagaimana semalam di madura bisa dikenal oleh masyarakat?
C.      Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.    Untuk mengetahui peran semalam di madura dalam melestarikan kebudayaan madura.
2.    Untuk mengetahui bahwa semalam di madura menjadi alat asah bagi talenta generasi muda madura.
3.    Untuk mengetahui cara yang digunakan untuk mempromosikan semalam di madura

D.      Manfaat penulisan Makalah
Hasil penelitian ini diharpakan dapat bermanfaat bagi:
  1. Masyarakat. Agar masyarakat bisa lebih mengenal semalam di madura dan bisa menumbuhkan minat untuk berpartisipasi sehingga pesan yang ingin di sampaikan bisa sampai ke masyarakat.
  2. Pemerintah terkait (disbud) dan panitia pelaksan. Menjadi bahan evaluasi dari acara yang di selengarakan. Sehingga pelakasanaan semalam di madura ke depannya semakin lebih baik
  3. Budayawan. Sebagai tambahan referensi guna memperluas khasanah pengetahuan tentang budaya yang ada di madura.
  4. Ilmuan. Sebagai bahan acuan untuk penelitian yang akan datang.

BAB II
PEMBAHASAN
Peran Semalam di Madura dalam Mengangkat Kebudayaan Madura 
yang Hampir Punah
A.      Landasan Teori
Kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) berasal dari perkataan Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti Culture sebagai “Segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Dilihat darisudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerts “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddi yang berarti budi atau akal. Demikianlah kebudayaan itu dapat diartikan”hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada sarjana lain yang mengupas  kata budaya itu sebagai  perkembangan dari kata majemuk budi daya yang bararti daya dari budi.
Adapun ahli Antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B.Tylor dalam buku yang berjudul “Premitive Culture”, bahwa
kebudayaan  adalah seluruh kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
R. Linton dalam buku “The Culture backround of personality”. Menyatakan bahwa
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
Pengertian  kebudayaan menurut beberapa ahli:
  1. Menurut Varner dan Linda Beamer Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang.
  2. Menurut Edward T. Hall Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan Iris.
  3. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.
  4. Menurut Gudkunts dan Kim Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar.
  5. Menurut Levo-Henriksson Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup - apapun bentuknya - baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat.
  6. Menurut Roos Kebudayaan merupakan sistem gaya hidup dan merupakan faktor utama bagi pembentukan gaya hidup.
  7. Menurut Rene Char Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat.
  8. Menurut Ignas Keden Kebudayaan adalah nasib dan baru kemudian kita menanggungnya sebagai tugas.
  9. C.A Van Peursen Kebudayaan merupakan gejala manusiawi dari kegiatan berfikir (mitos, ideologi, dan ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana.
  10. Menurut Geertz Kebudayaan adalah yang mengitari kita, yang menyerbu setiap aspek kehidupan. Budaya serentak konkret dan tersebar, dalam dan dangkal.
  11. Menurut Karl Marx Kebudayaan adalah teori anti kebudayaan.
  12. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemadi Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide yang ada dalam pikiran manusia dalam pengalaman sehari hari yang sifatnya abstrak.
Di samping definisi di atas, masih ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh  pakar Indonesia seperti:
Prof. Dr. Koentjaraningrat mengatakan kebudayaaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Semalam di madura adalah sebuah pagelaran yang menampilkan kebudayaan – kebudayaan khas madura dan dilaksanakan setiap tahun.
Tari tradisional adalah tari khas daerah yang hanya dimiliki daerah tersebut dan tariannya memiliki gerakan aturan / pekem yang tidak boleh diubah termasuk pakaian dan musiknya.
Tari kreasi adalah tari daerah kresi baru dan sudah yidak menggunakan aturan / pakem yang baku dan juga menggunakan musik yang tidak ada pakemnya juga.

B.       Peran Semalam di Madura dalam Mengangkat Kebudayaan Madura yang Hampir Punah
Dewasa ini perkembangan kebudayaan sangatlah pesat. Hal itu merupakan efek langsung dari globalisasi yang menjadikan dunia yang luas ini bagaikan hanya satu kampung saja sehingga informasi yang ada di belahan bumi bagian barat bisa dengan mudah dan cepat di katahui oleh belahan bumi bagian lain, begitu halnya dengan budaya dan kebudayaan.
Akhir – akhir ini buming yang namanya budaya k-pop. Mulai dari musik dan gaya dance ala – ala boyband dari negara south corea tersebut. Penulis yakin masyarakat indonesia juga fasih tentang gaya yang update pada  saat ini, yaitu gangnam style yang dalam sekejab menjadi tren di dunia. Hal ini merupakan bukti betapa mudahnya budaya dari satu negara bisa masuk ke negara lain dan juga ke indonesia dan ke pulau madura juga. Disadari atau tidak, hal tersebut bisa menggerus habis budaya kita. Karena bisa jadi generasi muda kita malah lebih mencintai budaya luar dan melupakan budaya sendiri. Ini harus mendapatkan perhatian nomer wahid dari semua lapisan masyarakat
Kemajuan teknologi adalah bagus apabila bisa kita gunakan semaksimal mungkin. Globalisasi adalah kesempatan apabila kita bisa memanfaatkannya untuk mempromosikan jati diri kita. Bukan malah kehilangan jati diri dan terombang ambing dalam arus budaya orang lain. Akan tetapi yang penulis lihat di dunia nyata adalah masyarakat indonesia terlalu terlena dengan globalisasi dan teknologi sehingga kita hanya menjadi penikmat belaka. Akhirnya, budaya yang seharusnya kita perkenalkan dengan bangga ke negara – negara tetangga akan tetapi kita malah bingung sendiri.
Agar hal di atas tidak terjadi, maka kabupaten pamekasan membuat kebijaksanaan. Yaitu yang di tampilkan di semalam di madura adalah kebudayaan tradisonal madura.
Semalam di madura merupakan sebuah acara pagelaran. Tentunya dalam acara pagelaran ada sesuatu yang di tunjukkan. Dalam hal ini yang ditampilkan di semalam di madura adalah kebudayaan khas madura.
1.      Tari – tarian
a.    Tari tradisonal adalah tari khas daerah yang hanya dimiliki daerah tersebut dan tariannya memiliki gerakan aturan / pekem yang tidak boleh diubah termasuk pakaian dan musiknya.
Contoh: tari muang sangkal dari kabupaten sumenep, tari topeng ghettak dari pamekasan, tari ronding dari pamekasan.
b.    Tari kreasi adalah tari daerah kreasi baru dan sudah tidak menggunakan aturan / pakem yang baku dan juga menggunakan musik yang tidak ada pakemnya juga.
Contoh: tari praben ngosek dari bangkalan, tari ret – ceret cendhul dari pamekasan, tari bhetek mekasen dari pamekasan, dan tari pecut dari pamekasan.
2.      Lagu – lagu madura
Karena acara ini adalah acara budaya, maka lagu yang disenandungkanpun merupakan lagu khas madura. Seperti tandhuk majeng.
3.      Wayang orang (lodrok/luddruk)
Wayang orang atau masyarakat pamekasan menyabutnya dengan loddrok adalah sebuah kesenian sandiwara yang menceritakan tentang masa – masa kerajaan atau tekadang juga menceritakan tentang nilai – nilai, isu – isu, atau sindiran - sindiran dalam masyarakat sehari – hari. Di masa sekarang lodrok ini mirip dengan drama atau teater.
4.      Kleningan
Alat – alat yang digunakan adalah klenang, bonang, ghung. Musik ini berbeda dengan ol – daol dalam hal tempo / kecepatan musik, lagu yang dibawakan, penyanyinya biasaya perempuan dan disebut sinden sedang ol – daol yang menyanyikan lagunaya adalah penabuhnya,
5.      Oldaol / musik perkusi
Oldaol adalah musik tradisional madura. Alat – alat yang digunakan adalah alat – alat yang apa adanya. Yaitu: klenang, tongtong, kennong / bonang, Tempat aer atau orang pamekasan madura menyebutnya bol Dengan cara diselimuti ban bekas dilubangnya, tramtam adalah rebana yang di pukul dengan bambu yang sudah diraus tipis kecil..
6.      Tabbhuwen golgol
Tabbhuwen golgol adalah tabuhan untuk mengiringi dua orang pendekar yang sedang menunjukkan kebolehannya dalam hal silat. Alat musik yang digunakan adalah gendang dan ghung / bonang yang berukuran kecil.
7.      Canmacanan
Madura juga punya barongsai. Orang madura menyebutnya dengan can – macanan. Can – macanan ini degerakkan dengan dua orang. Satu orang sebagai kepala di bagian depan, dan satu orang lagi di bagian belakang. Gambaran can – macanan ini adalah mempunyai mulut lebar dengan gigi taring dan susunan giginya mirip dengan gigi kucing, harimau, singa.  Berbulu lebat dan tebal yang terbuat dari tali rafia yang berwarna hitam dan putih. Karena sangat tebal maka suhu di dalam can – macanan ini cukup hangat, sehingga apabila terlalu lama parapemainnya akan berkeringat. Keunikannya terletak pada matanya yang menyala berwarna merah.
Kesenian di atas merupakan kebudayaan madura yang hampir dilupakan. Dan kesenian tersebut coba diangkat kembali di semalam di madura agar tidak benar – benar di lupakan.
 Kesenian dan kebudayaan yang bersifat modern di perbolehkan tampil di acara semalam di madura, akan tetapi perbandingannya tidak boleh melebihi bobot kebudyaan dan kesenian tradisional. Contohnya memperkenalkan batik asli madura dengan fashion. Kabupaten pamekasan pada tahun ini mengangkat tema “sekar jagat ghepper fantasi” yang digagas oleh Herdiyanto Wijaya S.Pd.SD anggota duta wisata kacong cebbhing pamekasan. Herdiyanto Wijaya sangat tertarik dan mencintai semua hal tentang pamekasan terutama batik pamekasan. Herdiyanto Wijaya mengatakan “tema fashin tahun ini dari paguyuban kacong cebbhing ronggosukowati pamekasan adalah fantasi sekar jagat ghepper. Batik tradisional sekar jagat ghepper adalah batik para bangsawan yang menjadi khas dan kebanggaan pamekasan. Diaplikasikan dalam bentuk kupu – kupu besar yang  diperagakan oleh sepasang model kacong cebbhing sebagai ending maskot dengan awal peragaan busana batik – batik pamekasan. Tujuan utamanya adalah memperkenalkan batik khas pamekasan yang mulai ditinggalkan karena banyaknya motif kontemporer yang beredar, sehingga motif sekar jagat ghepper  yang menjadi motif khas pamekasan yang tidak terlupakan. Jadi dengan peragaan ini diharapkan masyarakat akan mengenal dan mencintai motif batik khas pamekasan yang menjadi identitas diri dari kabupaten pamekasan sebagi kabupaten batik jawa timur”. Tema tersebut tercipta karena kepeduliannya terhadap batik sekar jagat yang mulai ditinggalkan, padahal batik sekar jagat adalah batik bangsawan madura yang kemudian banyak masyarakat menyukai dan memakainya. Batik tersebut biasa digunakan oleh masyarakat dalam acara – acara sakral seperti pernikahan. Batik tersebut pamerkan oleh seorang model fashion. Hal ini jelas bahwa semalam di madura sangat menjaga kebudayaan asli / tradisional madura.
Pada awal – awal semalam di madura, bukan hanya penampilan kebudayaan madura yang disuguhkan, akan tetapi juga makanan khas madura disana juga disuguhkan. Contohnya sate lala’.
Semalam di madura memang dan harus menjadi even yang benar – benar mengangkat tradisi dan budaya madura. Karena apabila tidak demikian, maka semalam di maduara tidak akan se eksotis namanya. Semalam di maduara bisa di tarik sebuah pemahaman bahwa “anda bisa menikmati pulau madura, mulai dari sumenep, pamekasan, sampang, bangkalan dalam satu malam saja, karena memang semalam di madura menampilkan kesenian dan kebudayaan dari empat kabupaten di madura.
Salah satu faktor lagi yang membuat kebudyaan suatu suku bangsa punah adalah kurangnya rasa sadar generasi muda untuk mencintai kebudayaannya. Mereka cendrung mencintai dan menghafal budaya – budaya dari luar. Misalkan ada yang menanyakan perihal gangnam style kepada anak – anak muda, maka akan dijawab dengan cepat, tepat dan lengakap dengan gayanya. Sebaliknya, apabila mereka ditanyakan tentang kearifan lokalnya, misal disuruh menyebutkan tari tradisional khas madura, maka meraka akan menggaruk – garuk kepala berfikir sejenak dan mengatan “saya tidak tahu” sambil tersenyum malu.
Tidakkah kita merasa tertampar dengan kenyataan seperti itu? Atau jangan – jangan kita juga termasuk yang tidak tahu dan tidak mau tahu. Oleh sebab itu sudah saatnya kita bangun dari mimpi buruk ini. Dengan cara mebuat generasi muda kita tidak hanya tahu secara kontekstual tentang budayanya, akan tetapi kita harus memberi wawasa juga secara praktek.
Tertarik akan hal yang baru adalah wajar. Bahkan itu adalah sifat dasar manusia. Biasanya manusia itu menyukai hal – hal baru yang belum pernah ia temukan dan menarik perhatiannaya.akan tetapi apabila semua itu menjadikan manusia lupa dengan jati diri yang sebenranya, maka kita patut prihatin.
Generasi madura adalah generasi yang kreatif. Kita bisa melihat kelebihan itu dari prestasi yang ditorehkan. Prestasi disini bukan hanya bukan hanya mengharumkan nama bangsa dan negara, akan tetapi melakukan dan mengisi hari – hari dalam hidupnya dengan positif juga merupakan sebuah prestasi yang patut kita apresiasikan. Sehingga perlu kiranya kita menampung semua kresi dan kreatifitasnya.
Semalam di madura merupakan sebuah acara yang di gagas oleh kabupaten pamekasan. Yang tampil dalam acara tersebut adalah anak – anak muda madura, karena generasi berikutnyalah yang di anggap berperan dalam mempertahankan kebudayaan yang dimilikinya. Sehingga kebudyaan yang benar – benar warisan leluhur tidak tercampur dengan budaya baru atau tidak digilas oleh perubahan jaman. karena generasinya sudah secara tidak langsung diajari untuk mencintai khasanahnya. Generasi muda tidak hanya di minta untuk mengingat secara pasif, seperti hafalan, pelajaran, dan lain – lain, tapi generasi muda di buat untuk mencintai budayanya secara aktif, yaitu dengan mengetahui tari – tarian baik tradisional dan kreasi. Karena apabila  tidak seperti itu maka lambat laun kekayaan madura kan hanya ada di atas kertas.
Semalam di madura bisa di bilang adalah acara yang fres dan acara anak muda. Karena yang menampilkan tari – tarian dan lain sebagainya itu adalah anak muda yang berumur antara 15 – 23 tahun.
Walau semalam di madura adalah event milik pamekasan. Akan tetapi yang tampil dalam event tersebut bukanlah hanya talenta muda berbakat pamekasan. Tapi ketiga kabupaten yang lain di madura, sumenep, sampang, bangkalan juga diberi kesempatan untuk menampilkan kesenian dan kebudayaan masing – masing.
Untuk kabupaten pamekasan yang ditunjuk adalah duta wisatanya. Yaitu duta wisata kacong cebbhing kabupaten pamekasan. Yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa kabupaten pamekasan mengangkat tema “sekar jagat ghepper fantasi” dan yang menjadi maskot atau ratu dalam pertunjukkan tersebut adalah cebbhing Vira. Selain dari kacong cebbhing, sanggar – sanggar yang ada di pamekasan pun juga diberi kesempatan untuk tampil menunjukkan kreasinya.
Berbeda dengan kebupaten pamekasan. Yang ditunjuk untuk menyumbangkan kreasinya di semalam di madura bukanlah duta wisatanya. Hal ini merupakan kebijakan dari masing – masing kebupaten. Biasanya kebupaten lain tersebut menunjuk sanggar – sanggar yang ada di daerah mereka. Seperti kabupaten sumenep menunjuk sanggar potre koneng, bangkalan menunjuk sanggar tarara. Yang jelas intinya tetap disini yang berkreasi adalah generasi muda madura  yang penu talenta.
Kalau dilihat lebih teliti lagi, generasi tua juga berperan. Yaitu dengan mengadakan event ini setiap tahun, mempersiapkan, dan mempromosikannya.
Sehingga ada suatu simbiosis antara generasi muda dengan generasi sebelumnya. Ada sebuah kerjasama untuk melestarikan kebudayaan yang dimiliki. Hal ini mengingatkan penulis pada falsafah gotong royong.
Promosi adalah tindakan yang wajib di lakukan untuk memperkenalkan sebuah pagelaran. Karena sukses tidaknya suatu acara juga dilihat dari banyaknya orang yang antusias dengan acara tersebut. Kita bisa merasakan bagaimana garingnya acara tersebut apabila penontonnya tidak semarak / meriah atau hanya segelintir orang saja yang menonton.
Semalam di madura merupakan acara rakyat, pesannya yang ingin disampaikan pun merakyat. Maka promosi acaranya pun harusnya menyeluruh ke plosok – plosok kediaman masyarakat. Akan tetapi yang ditemukan oleh penulis yang akhirnya menyimpulkan bahwa promosi untuk acara semalam di madura kurang merata. Yang di temukan oleh penulis adalah semalam di madura hanya di nikmati segelintir orang. Penulis pun dalam hal ini juga mendapat kesulitan untuk memasuki areal pagelaran bahkan bisa di bilang orang yang tidak mendapat undang di larang untuk menikmati suguhan penampilan pada semalam di madura. Padahal tidak sedikit masyarakat yang antusias ingin mengetaui acara tersebut. Yang memang seharusnya dinikmati bersama tanpa memandang kedudukan. Tidak ada yang sempurna yang ada adalah mencoba semaksimal mungkin menuju yang sempurna.

BAB III 
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa semalam di madura mempunyai andil dalam melestarikan kebudayaan madura. Kita bisa hal itu dari hal – hal yang di tampilkan yang ditekankan pada aspek kebudayaan tradisionalnya. Sehingga kebudayaan yang hampir punah bisa diingat, dilihat, dan diminati lagi.
Semalam di madura juga  berperan dalam mengasah talenta generasi muda madura, karena yang tampil pada semalam di madura adalah generasi muda madura. Walaupun disana masih terdapat kekurangan karena yang tampil pada tahun ke tahun bukan wajah – wajah baru, tapi penulis yakin hal itu bisa diperbaiki.
Dalam hal promosi, semalam di madura memang masih perlu ditingkatkan lagi. Karena orang yang bisa menikmati semalm di madura ini hanyalah orang – orang yang mempunyai undangan.

B.       Saran
Dari makalah di atas semoga kita bisa mengambil banyak manfaat. dari pembahasan tentang semalam di madura di atas, kita tahu bahwa tujuan di selenggarakan semalam di madura adalah sangat baik. Akan tetapi disini penulis memberikan sedikit opini yang diharapkan mampu menambah kesempurnaan acara semalam di madura. Walaupun kita sama – sama tahu tidak ada sesuatu yang sempurna. Semalam di madura menurut pandangan penulis masih terasa sebagai pagelaran yang elitis (khusus kaum terundang). Hal ini berakibat pesan yang ingin disampaikan tidak sampai ke pelosok desa. Padahal pasan yang disiratkan ini merupakan pesan yang harus didengar oleh setiap jiwa yang masih bernafas. Sebagia contoh, tema yang di angkat pada semalam di madura tahun ini dari kabupaten pamekasan adalah “pesona batik sekar jagat ghepper”. Batik sekar jagat ghepper adalah batik bangsawan madura yang saat ini mulai di lupakan. Tujuan pengangkatan tema tersebut adlah agar batik sekar jagat dapat kembali dilirik dan diminati. Kita tentu sadar bahwa objek dari tujuan tersebut adalah seluruh masyarakat pamekasan bahkan seluruh madura dan indonesia bukan hanya untuk dinikmati kalangan tertentu.
Dari Syafiuddin Miftah, budayawan pamekasan, juga memberikan saran agar setiap kecamatan di pamekasan diberikan kesempatan untuk tampil di semalam di madura. Tentunya dengan keunikan daerahnya masing – masing. Om dut, bagitu ia biasa di sapa, menambahkan bahwa, tampilan yang disuguhkan di semalam di madura haruslah murni kearifan lokal. Tidak diperkenankan kesenian modern di tampilkan di semalam di madura. Karena apabila kesenian modern ditampilkan, maka bobot budayanya akan berkurang. Kemudian ketika dilihat dari orang – orang yang tampil pada pagelaran tersebut, setiap tahunnya itu itu saja, nah hal ini perlu adanya pembenahan agar konsep tata tampil menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

P.J.Zoetmulder dalam bukunya Cultuur, dikutip prof.DR.Koentjaraningrat, dalam Pengantar Antropologi (Aksara Baru;Jakarta cet.V,1982)
Veeger, K. J. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Sachari, Agus. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga,
2005.
Mawardi, Nur Hidayat. IAD-ISD-IBD Untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2000.





---
Tag : pariwisata
0 Komentar untuk "Peran Semalam di Madura dalam Mengangkat Kebudayaan Madura yang Hampir Punah"

Back To Top