Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Madura dalam bentuk media online yang memuat: Madura Zone, Artikel, Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Kuliner, Berita, Dan lain-lain. Selamat berkunjung di blog kami!!!

Pengertian Peserta Didik

---
---
Hai sahabat pembaca! makalah dibawah ini adalah tentang Pengertian Peserta Didik. makalah tersebut sangat penting untuk kita ketahui bersama. khususnya mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan. semoga dengan di sharenya makalah ini akan menjadi manfaAt bagi orang banya. selamat membaca!


PEMBAHASAN
      A.    Pengertian peserta didik
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai pendidikannya melalui lembaga pendidikan. Peserta didik merupakan subyek dan obyek. Oleh karenanya , aktivitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik di dalamnya.
       Dalam paradigm pendidikan islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik merupakan makhluk allah yang memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran, maupun perimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dan segi rohaniah, ia memiliki bakat memeiliki kehendak, perasaan, dan pikiran yang dinamis dan perlu di kembangkan
       Melalui paradigm di atas menjelaskan bahwa peserta didik merupakan subjek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi suatu kemampuan dasar yang dimilikinya tidak akan tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa bimbingan pendidik.[1]
       Dari berbagai pengertian dan berbagai istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik merupakan orang-orang yang sedang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan maupun arahan dari orang lain. Untuk menentukan jenis peserta didik, maka tidak dapat terlepas dari jenis-jenis atau bentuk-bentuk pendidikan. Secara umum, bentuk pendidikan dibagi menjadi dua yaitu pendiddikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan sekolah merupakan lembaga pendididikan formal sementara pendidikan luar sekolah mengambil bentuk dalam pendidikan informal dan pendidikan nonformal.

    1.      Pendidikan formal
            Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang dasar, isi, metode dan alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis, dandistandardisasikan. Pendidikan formal ini diselenggarakan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan yang bersifat akademis. Sementara usia peserta didik di suatu jenjang relative homogen, khususnya pada jenjang-jenjang permulaan. Pendidikan formal ini diselenggarakan mulai dari taman kanak-kanak hingga tingkat perguruan tinggi (Joesoef, 1992: 100).

     2.      Pendidikan Informal 
      Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang diperoleh seorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sejak seseorang lahir sampai meninggal dunia, dalam dunia, pekerjaan, pengalaman sehari-hari.

      3.      Pendidikan non-formal
Pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Tugas dari pendidikan non formal ialah membentuk kualitas dan martabat sebagai individu dan warga negara yang dengan kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri harus dapat mengendalikan perubahan dan kemajuan. Pendidikan non formal dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan tidak memerlukan syarat-syarat tertentu, serta dapat dilakukan dimana saja. Selain itu, pendidikan nonformal dalam waktu yang singakat dapat digunakan untuk melatih tenaga kerja yang dibutuhkan. Pendidikan non formal dapat berbentuk kursus-kursus dan sebagainya (Joesoef, 1992; 79-86).[2]

     B.     Sifat-sifat Dan Kode Etik Peserta Dalam Pendidikan Islam
Sifat-sifat dan kode etik peserta didik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakannya dalam proses belajar mengajar, baik secara lengsung maupun tidak langsung. Al-Ghazali yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman. Merumuskan sebelas pokok kode etik peserta didik, yaitu:
1.      Belajar dengan niat ibadah dalam rangaka taqarrub kepada Allah SWT, sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik di tuntut untuk menyucikan jiwanya dari akhlak yang tercela dan mengisi dengan akhlak yang terpuji.
2.      Mengurangi kecendrungan  pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi. Artinya, belajar tak semata mata untuk mendapatkan pekerjaan, tapi juga belajar ingin berjihad melawan kebodohan demi mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi, baik di hadapan manusia dan Allah SWT.
3.      Bersikap tawaddlu’ dengan cara meninggalkan kepentingan pribadi untuk kepentingan pendidiknya. Sekalipun ia cerdas tapi ia bijak dalam menggunakan kecerdasan itu pada pendidiknya termasuk juga bijak pada teman-temannya yang IQ-nya lebih rendah.
4.      Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran, sehingga ia fokus dan dapat memperoleh satu kompetensi yang utuh dan mendalam dalam belajar.
5.      Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji baik untuk ukhrawi maupun duniawi sertameninggalkan ilmu-ilmu yang tercela (madzmumah). Ilmu terpuji dapat mendekatkan diri kepada allah sementara ilmu tercela akan menjauhkan dirinya dan mendatangkan permusuhan antar sesamanya.
6.      Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang sukar atau dari ilmu yang fardlu ‘ain menuju ilmu yang fardlu kifayah
7.      Belajar ilmu saampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang lainnya sehingga peserta didik memiliki spesifikasi ilmu pengtahuan secara mendalam. Dalam konteks ini spesialisasi jurusan diperlukan agar peserta didik memiliki keahlian dan kompetensi khusus.
8.      Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari sehingga mendatangkan objektivitas dalam memandang suatu masalah.
9.      Memprioritaskan ilmu diniyah yang terkait dengan kewajiban sebagai makhluk Allah SWT sebelum memasuki ilmu duniawi.
10.  Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang bemanfaat dapat membahagiakan, menyejahterakan, serta member keselamatan hidup dunia akhirat.
11.  Peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik sebagaimana tunduknya orang sakit terhadap dokternya, mengikuti segala prosedur dan metode mazhab yang diajarkan oleh pendidik-pendidik umumnya, serta diperkenankan bagi peserta didik untuk mengikuti kesenian yang baik.[3]

     C.     Kebutuhan Peserta Didik
Semua hal yang sangat perlu juga diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qussy membagi kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu:
a.       Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum, seks, dan sebagainya.
b.      Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan rohaniah.
Selanjutnya ia membagi kebutuhan rohaniah kepada beberapa macam, yaitu:
a.       Kebutuhan kasih sayang
b.      Kebutuhan akan rasa aman
c.       Kebutuhan akan rasa harga diri
d.      Kebutuhan akan rasa bebas
e.       Kebutuhan akan sukses
f.       Kebutuhan akan sesuatu kekuatan atau pengendalian diri manusia, seperti pengetahuan lain yang ada pada setiap manusia berakal.
Selanjutnya Law Head, membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a.       Kebutuhan jasmani seperti makan, minum, kesehatan dan lain-lain.
b.      Kebutuhan rohani, seperti kasih sayang, rasa aman, penghargaan, belajar, menghubungkan diri dengan dunia yang lebih luas, mengaktualiasikan dirinya dan lain-lain.
c.       Kebutuhan yang menyangkut jasmani rohani, seperti istirahat, rekreasi, butuh supaya potensi-potensi fisik dapat dikembangkan semaksimal mungkin, butuh agar setiap usaha pekerjaan sukses.
d.      Kebutuhan social seperti supaya dapat diterima oleh temannya secara wajar, supaya diterima oleh orang yang lebih tinggi seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpin-pemimpinnya, seperti kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan posisi.
e.       Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya, merupakan tuntutan rohani yang mendalam yaitu: kebutuhan untuk meningkatkan diri yaitu kebutuhan terhadap agama.
Kutipan di atas menunjukan bahwa kebutuhan yang paling esensi adalah kebutuhan terhadap agama.  Agama dibutuhkan manusia karena memerlukan orientasi dan objek pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan agama.[4]

      D.    Pengaruh Lingkungan Terhadap Peserta Didik
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia (peserta didik). I dapat berupa manusia seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, sungai, laut, udara dan sebagainya. Bahkan selain itu ada pula sesuatu yang berda di luar diri manusia yang tidak tampak oleh manusia, tapi keberadaannya pasti. Golongan ini meliputi jin dan malaikat.
Diantara lingkungan tersebut, ada yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga, teman dan setan. Ketiga lingkungan ini sering mewarnai kehidupan peserta didik. Hal ini perlu diketahui pendidik agar dapat menentukan sikap dan bertindak sesuai dengan kebutuhan pendidikan.
1.      Orang tua
Orang tua adalah orang yang paling berpeluang mempengaruhi peserta didik.  Hal itu dimungkinkan karena merekalah yang paling awal bergaul dengan anaknya, paling dekat dalam berkomunikasi dan paling banyak menyediakan waktu untuk anak terutama ketika ia masih kecil. Tidak sulit dipahami apabila orang tua memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan anaknya.
2.      Pengaruh Teman
Teman sangat berarti bagi setiap manusia, dari anak-anak sampai orang tua baik laki-laki maupun perempuan, baik yang kaya maupun yang miskin, baik orang baik maupun tidak baik. Semuanya membutuhkan teman. Rasanya kebahagiaan ini tidak lengakap apabila tidak memiliki taman. Buktinya ketika gembira, orang membutuhkan teman dan pada waktu sedih, orang jugamembutuhkan teman atau sahabat. Teman itu bervariasi. Kadang-kadang teman itu membawa berkah, rezeki, dan kebahagiaan. Akan tetapi, perlu juga  hati-hati karena banyak juga orang yang rusak  bahkan sengsara karena teman. Dengan demikian, teman ada yang baik dan ada pula yang jelek, teman yang baik inilah yang diidam idamkan karena ia mendatangakan kebaikan, sebaliknya teman yang tidak baik perlu dihindari karena sering membawa mala petaka.
3.      Pengaruh Setan
Dalam Al-qur’an dikemukakan bahwa setan telah banyak menghancurkan manusia, mulai dari manusia pertama sampai sekarang bahkan sampai manusia di akhir zaman. Paling tidak terdapat 113 kata yang berarti setan dalam al-qur’an, diantaranya adalah:
1.      Menggoda adam dan hawa sehingga keduanya dikeluarkan dari surge (QS. Al-baqarah (2): 36;
2.      Musuh yang nyata bagi manusia (QS. Al-baqarah (2): 168);
3.      Menyuruh manusia berbuat jahat dan keji (QS. Al baqarah (2); 169);
4.      Mengelularkan manusia dari cahaya kepada kegelapan (Al-baqarah (2): 257);
5.      Menakut-nakuti manusia (QS. Ali Imran (3); 175);
6.      Menyesatkan manusia sejauh-jauhnya (QS. An-Nisa’(4): 60);
7.      Mendorong manusia agar bermusuh-musuhan (QS. Al- Ma’idah (5): 91);
8.      Membisikan pikiran jahat kepada mamnusia (QS. Al- A’raf (7): 20);
9.      Menipu manusia. (QS. Al-A’raf (7): 27);[5]

KESIMPULAN
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai pendidikannya melalui lembaga pendidikan. Peserta didik merupakan subyek dan obyek. Oleh karenanya , aktivitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik di dalamnya. bentuk pendidikan dibagi menjadi dua yaitu pendiddikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan sekolah merupakan lembaga pendididikan formal sementara pendidikan luar sekolah mengambil bentuk dalam pendidikan informal dan pendidikan nonformal.
Sifat-sifat dan kode etik peserta didik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakannya dalam proses belajar mengajar, baik secara lengsung maupun tidak langsung. Al-Ghazali yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman. Merumuskan sebelas pokok kode etik peserta didik.
Semua hal yang sangat perlu juga diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qussy membagi kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu:
a.       Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum, seks, dan sebagainya.
b.      Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan rohaniah.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia (peserta didik). Ia dapat berupa manusia seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, sungai, laut, udara dan sebagainya. Bahkan selain itu ada pula sesuatu yang berda di luar diri manusia yang tidak tampak oleh manusia, tapi keberadaannya pasti. Golongan ini meliputi jin dan malaikat. Diantara lingkungan tersebut, ada yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga, teman dan setan. Ketiga lingkungan ini sering mewarnai kehidupan peserta didik.
DAFTAR RUJUKAN
Arif,  Arifuddiin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: GP Press Group, 2008).
Salim, Haitami, & Kurniawan, Syamsul, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).
Ramayulis, & Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2009).
Mujib,Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006).
Umar, Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011).





[1] Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: GP Press Group, 2008) h. 71
[2] Haitami Salim,&Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-ruzz  Media 2012), h,166
[3] Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Prenamedia Group 2006) h, 113.
[4] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Kalam Mulia, Jakarta 2009) h,
[5] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan  Islam (Jakarta: Amzah 2011)  h, 107
---
Tag : pendidikan
0 Komentar untuk "Pengertian Peserta Didik"

Back To Top