Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Madura dalam bentuk media online yang memuat: Madura Zone, Artikel, Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Kuliner, Berita, Dan lain-lain. Selamat berkunjung di blog kami!!!

Memahami Karakteristik Individu, Keluarga, Masyarakat Dan Interaksi Sosial

---
---
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluq sosial yaitu salah satu makhluq hidup yang tidak dapat hidup tanpa adanya manusia yang lain. Oleh karena manusia itu adalah makhluq sosial maka segala kebutuhan dan keinginan mereka akan terpenuhi jika dalam proses pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut melibatkan orang lain.
Lebih tepatnya, manusia itu adalah makhluq yang memiliki solidaritas dan sosialitas tinggi dalam menjalani kehidupan. Kemungkinan tercapainya sebuah kebutuhan dan keinginan dengan sistem individual sangat minim daripada sistem group/kelompok.
Disinilah kemudian tercipta berbagai macam interaksi kehidupan,  aneka ragam kelompok-kelompok manusia, dan berbagai macam tradisi-tradisi atau budaya-budaya kehidupan yang kemudian disepakati sebagai ciri khas dari setiap lapisan kelompok-kelompok manusia tersebut.
B.  Rumusan Masalah
Agar  memperoleh penjelasan yang lebih mendetail dan terperinci, maka perlu kiranya penulis membuat rumusan masalah terkait dengan pembahasan di atas. Adapun rumusan masalah dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
1.          Bagaimana Definisi Individu, Keluarga dan Interaksi Sosial ?
2.          Apa Fungsi Dari Terbentuknya Sebuah Keluarga ?
3.          Bagaimana Bentuk-Bentuk Masyarakat ?
C.  Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian para pembaca agar memperoleh wawasan penalaran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang baik, khususnya sikap dan tingkah laku dalam menghadapi manusia-manusia lain secara timbal balik.

BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pengertian Individu, Keluarga dan Interaksi Sosial
1.               Individu
 Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”.Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik  jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.Berkaitannya antar individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih bermakna manusia apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan.
Potensi-potensi itu sebagian besar merupakan naluriah. Untuk mengadakan pemisahan yang secara tegas naluriah dan yang lain bukan merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Hanya saja untuk mengenal individu lebih jelas, jangan hanya melalui pendekatan terhadap naluri, tetapi juga harus melalui jalan yang lain. Penerusan atau pelacakan individu dari pendekatan segi naluriah yang tidak kecil. Untuk itu, perlu diadakan pendekatan, paling tidak, dari segi fisik dan psikis.
2.          Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta "kulawarga", "ras" dan "warga" yang berarti "anggota" yaitu lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan individu karena adanya hubungan darah perkawinan ataupun adopsi.
Keluarga dibentuk dari dua orang individu yang berlainan jenis kelamin, yang diikat tali perkawinan. Walaupun demikian, ada juga keluarga yang dibentuk tanpa ikatan perkawinan, tetapi mereka yang menjalankan hal semacam ini juga menganut pola-pola yang dijalankan oleh suami istri.
Dengan sebab perkawinan, suatu keluarga dapat bertambah atau berkurang. Satu keluarga bertambah anggotanya apabila ia kedatangan menantu, dan berkurang anggotanya apabila anak yang dikawinkan mengikuti keluarga besan, atau kedua keluarga sama-sama kehilangan anggotanya apabila anak yang dikawinkan membentuk keluarga sendiri dan membentuk keluarga baru.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
3.          Interaksi Sosial
Interaksi Sosial Merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.

B.        Sifat dan Fungsi Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami insteri dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, di mana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Keluarga mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia dalam kehidupan masyarakat. Terbentuknya keluarga bukan semata-mata mempunyai kepentingan yang sama, tetapi lebih dari itu adalah berdasarkan sukarela dan cinta kasih yang azasi diantara dua manusia (suami-isteri). Berdasarkan rasa cinta kasih inilah kemudian lahir anak sebagai generasi penerus. Keluarga juga sangat penting sebagai wadah antara individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama dan utama untuk sosialisasi anak. Ibu, ayah, saudara, dan keluarga yang lain adalah orang pertama bagi anak untuk mengadakan kontak dan tempat pembelajaran sebagaimana hidup orang lain. Anak-anak menghabislan waktunya dalam keluarga, sampai mereka masuk sekolah.

1.     Sifat-Sifat Keluarga
Setidaknya ada 4 macam sifat yang terpenting, yaitu :
a)        Hubungan Suami Isteri.
Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu yang singkat saja. Ada yang terbentuk monogami, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana terdapat “group married”, yaitu sekelompok wanita kawin dengan sekelompok laki-laki.

b)          Bentuk Perkawinan Dimana Suami Isteri Itu Diadakan dan Dipelihara.
Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwa calon suami isteri itu dipilihkan oleh orang tua mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (perkawinan di dalam golongan sendiri), ada pula yang berbentuk exogami (perkawinan di luar golongan sendiri).
c)          Susunan Nama-Nama dan Istilah-Istilah Termasuk Cara Menghitung Keturunan.
Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalya : di Batak. Disebut dengan “patrilineal”. Ada juga yang melalui garis wanita, misalnya : di Minangkabau. Disebut dengan “matrilineal’, dimana kekuasaan terletak pada wanita.
d)         Milik atau Harta Benda Keluarga
Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik atau harta beda untuk kelangsungan hidup para anggotanya.

2.     Fungsi Keluarga
Keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal multifungsional, yaitu fungsi pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan, dan rekreasi. Fungsi-fungsi keluarga ini membuat interaksi antar anggota keluarga eksis sepanjang waktu. Waktu terus berjalan dengan membawa konsekuensi perkembangan dan kemajuan. Keluarga dan masyarakat tidak lepas dari pengaruh-pengaruh tersebut, sehingga perubahan apa tersebut, sehingga perubahan apa ang terjadi di masyarakat, berpengaruh pula di keluarga. Proses industrialisasi, urbanisasi, dan sekularisasi telah merubah sebagian dari fungsi-fungsi keluarga tersebut.[1]
Keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang meliputi : pemenuham kebutuhan biologis dan emosional/perasaan, pendidikan sosialisasi, ekonomi dan pengawasan sosial.
Secara khusus dapat dikemukakan bahwa :
a)          Fungsi keluarga inti meliputi : hubungan seks, ekonomi, reproduksi dan edukasi. Mengenai fungsi seksual yang diberikan kepada dua orang suami isteri itu memperkokoh hubungan mereka dalam keluarga inti itu. Di dalam melaksanakan fungsi seksual di dalam keluarga, tiap-tiap masyarakat menyusun tata tertib, berdasarkan atas sistem nilai-nilai sosial budaya dan faktor kebutuhan biologis. Tidak ada masyarakat yang tidak mengatur fungsi seksual di dalam keluarga, yang dibentuk oleh perkawinan itu. Tetapi sebaliknya tidak sesuai kenyataan, bahwa dua orang dari dua jenis kelamin melangsungkan perkawinan semata-mata untuk dapat melangsungkan hubungan seksual, sebab di berbagai masyarakat hubungan seksual itu diperbolehkan dilakukan sebelum dan diluar perkawinan. Di dalam masyarakat kita yang berdasarkan adat dan hukum agama, hubungan seksual antara lelaki dan perempuan hanya dibenarkan di dalam pekawinan.
b)          Keluarga juga mempunyai fungsi ekonomi, artinya bagi kelangsungan hidupnya, keluarga harus mengusahakan penghidupannya. Di dalam masyarakat yang sederhana pembagian kerja dalam rangka kerjasama ekonomi dilakukan antara anggota-anggota keluarga. Tugas-tugas yang dilakukan oleh anggota-aggota keluarga dan kerjasama ekonomi itu pada umumnya saling melengkapi.
c)          Fungsi ketiga yang vital dari keluarga inti adalah reproduksi.
Mengenai ini telah diuraikan bahwa dorongan dasar mausia untuk melangsungkan kehidupan jenisnya menimbulkan basic needs untuk menimbulkan daya tarik seks, percintaan, pengorbanan menimbulkan kebutuhan dasar biologis untuk memenuhi kabutuhan seksual yang kemudian dapat menghasilkan katurunan itu.[2]
d)         Fungsi keluarga inti yang ke empat adalah fungsi edukasi.
Fungsi ini merupakan konsekuensi yang logis daripada pemeliharaan anak-anak yang dilahirkan di dalam keluarga. Proses sosialisasi dari seseorang anak dimulai di dalam lingkungan keluarga.

A.Sifat dan Fungsi Masyarakat

Menurut kodratnya, manusia adalah makhluq masyarakat. Manusia selalu hidup bersama da berada di atara manusia lainnya. Dalam bentuk kongkretnya, manusia bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Keadaan ini terjadi karena dalam diri manusia terdapat dorongan untuk hidup bermasyarakat di samping dorongan keakuan. Dorongan bermasyarakat dan dorongan keakuan yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu meampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, seperti berkoperasi, hubungan anatar pribadi, mengikatkan diri pada kelompoknya, dan sebagainya. Dorongan semacam ini akan jelas wujudnya bilamana mendapatkan bimbingan dan latihan dari orang sekitarnya.
Karena tiap individu yang lahir ke dunia ini telah memiliki atau membawa dorongan kemasyarakatan, dengan sendirinya ia selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Selanjutnya, dorongan kemasyarakatan yang dibawa individu sejak lahir itu menyebabkan seorang individu dapat menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

1.          Faktor-faktor terbetuknya masyarakat
Dalam kehidupan masyarakat yang dinamis dan selalu berkembang menuju kemajuan, individu-individu yang bergabung di dalamnya mampu mengembangkan potensi dan kemampuan berkreasi dan menemukan inovasi yang tidak sama antara satu sama lain. Karena ketidaksamaan ini, individu yang kurang mampu dapat meniru kemajuan yang dicapai oleh kelompok yang berprestasi dan berkemampuan tinggi. Namun, untuk mewujudkan peniruan ini, diperlukan pendekatan antar individu.
Berikut beberapa faktor terbentuknya masyarakat :
a)          Kecenderungan sosial
b)          Rasa harga diri
c)          Kecenderungan untuk patuh
d)         Kecenderungan untuk mandiri
e)          Kecenderungan menurut
f)           Hasrat tolong menolong dan meniru
g)          Hasrat berjuang
h)          hasrat memberi tahu dan sifat mudah menerima.

2.          Bentuk-Bentuk Masyarakat
Atas dasar ketergantungan seorang kepada orang lain dan untuk mencari tujuan bersama, setiap orang bekerja sama dengan orang lain. Hubungan yang terjalin antar beberapa orang ini kemudian melahirkan kelompok orang atau masyarakat yang terjalin dalam satu ikatan. Perbedaan prinsip, nilai, kepentingan tujuan antar kelompok masyarakat melahirkan bermacam-macam bentuk masyaralat. Dari segi pengelompokannya, masyarakat terbagi atas masyarakat paguyuban (Gemein Schaft) dan masyarakat patembayan (Gesel Schaft).

a)          Masyarakat Paguyuban (Gemein Schaft)
Ciri masyarakat paguyuban ini dapat dilihat dari adanya ketaatan, kesetiaan, dan kerelaan berkorban sebagaimana yang terdapat pada keluarga. Untuk mencapai tujuan mereka bersama, masing-masing anggotanya rela berkorban untuk kepentinganbersama menurut kapasitas dan kemampuan masing-masing sehingga keterkaitan antar keluarga menjadi sangat erat. Begitu juga individu dalam suatu persekutuan hidup masyarakat paguyuban yang bertalian sangat erat satu dan lainnya. Mereka memang dapat dipisahkan hanya saja keterpisahannya akan menimbulkan kesedihan dan kekalutan.
Hal ini membuktikan bahwa keterpisahan dalam kelompoknya sangat tidak disenanginya. Dengan demikian, individu sebagai bagian unsur kelompoknya, merupakan unsur ciri yang vital.
b)          Masyarakat Patembayan ­(Gessel schaft)
Bila dibadingkan dengan masyarakat paguyuban, masyarakat patembayan mempunyai pertalian yang lebih renggang. Keterikatan mereka hanya diletakkan pada dasar untuk mencapai tujuan bersama. Hak seseorang diberikan dengan memperhitungkan pemenuhan kewajibannya yang diberikan kepada organisasi sehingga sifat keakuan tiap individu pada masyarakat patembayan ini masih sangat menonjol, bahkan tidak jarang tiap individu masih membawa missi dan kepentingan sendiri.

3.          Tingkatan-Tingkatan Masyarakat
Ditinjau dari akibat perubahan dan pekembangan yang terjadi, bentuk masyarakat dapat dikalasifikasikan pada masyarakat tradisional dan masyarakat modern.
a)          Masyarakat Tradisional.
Masyarakat tradisional, sebagai bentuk dari kehidupan bersama, mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan lingkungan hidupnya, baik yang berupa manusia maupun yang berupa benda. Hal ini dapat dimengerti bahwa kehidupan masyarakat tradisional sangat bergantung pada manusia lain dan kondisi alamnya. Mata pencahariannya berpusat pada sektor pertanian dan nelayan.

b)          Masyarakat Modern
Masyarkat modern merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yang telah mengalami kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu ukuran kemajuan dapat dilihat pada pola hidup dan kehidupanya. Di bidang mata pencharian, mereka tidak bergantung pada sektor pertanian semata, tetapi merambat pada sektor lain seperti jasa dan perdagangan.
Untuk mempergunakan teknologi, dipilih tenaga ahli dan terapil dalam bidang tertentu karena penggunaan suatu teknologi menuntut dan memerlukan tenaga manusia dengan kualifikasi tertentu pula. Untuk itu diperlukan pendidikan khusus guna menyiapkan tenaga ahli yang terampil untuk berbagai keperluan.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Peranan adalah factor penting dalam kehidupan social. Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah  menjalankan suatu peranan. Setiap orang mempunyai bermacam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa peranan apa yang diperbuat bagi masyarakat kepadanya. Peranan yang melekat pada diri seseorang mencakup tiga hal, yaitu : pertama, peranan yang meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi  atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. Kedua, peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Ketiga, peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
B.  Saran-saran
Sebelum makalah ini berakhir  penyusun ingin memberi saran-saran kepada pembaca yang budiman agar dapat dijadikan renungan dan bekal untuk tindakan selanjutnya.
1.          Sebagai manusia yang tak bisa lepas dari manusia lainnya hendaknya kita senantiasa menjaga interaksi sosial kita dengan sesama agar tetap terjalin baik, tentram dan damai.
2.          Kita sebagai manusia harus bisa bersikap bijaksana dalam mempertimbangkan aspek manfaat (positif) dan aspek mudharat (negatif) dari setiap apa yang akan kita perbuat.

DAFTAR PUSTAKA
Ø     Padil, Moh - Suprayitno, Triyo. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: 2010
Ø Hartomo, H. Drs - Aziz, Arnicun, Dra. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: 1997
Ø Noor, Drs. H. Moh. Arifin, Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Oktober 1997
Ø Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: 2006
Ø   Drs.Mawardi - Hidayati, Ir. Nur, IAD-ISD-IBD, Bandung: 2000.
Ø Yuwono, Ilham, S.pd. – Dra. Setiyani, Astiwi. Sosiologi SMA 10A, Surakarta: 2009
Ø http://www.scribd.com/doc/39801272/Pengertian-individu




[1][1] Abu Ahmadi,Sosiologi Pendidikan,(Surabaya:PT Bina Ilmu,1982),104
[2][2] Soerjono Soekanto,Sosiologi,Suatu Pengantar,Cet.35, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003),243-244


---
Tag : pendidikan
1 Komentar untuk "Memahami Karakteristik Individu, Keluarga, Masyarakat Dan Interaksi Sosial"

Back To Top