Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Madura dalam bentuk media online yang memuat: Madura Zone, Artikel, Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Kuliner, Berita, Dan lain-lain. Selamat berkunjung di blog kami!!!

Bagaimana Al-qur’anul Karim Berbicara Tentang Cinta Bernuansa Fisik atau kebutuhan Biologis (Seks)

---
---


Kata “alhubb” (cinta) dalam firman allah SWT (al-quranul karim) disebutkan di delapan puluh tempat lebih, dengan berbagai bentuk katanya. Akan tetapi, semua mengacu pada makna perasaan manusia secara umum. Meskipun demikian, ketika kitabullah yang mulia itu menyinggung aspek perasaan dalam kehidupan manusia, ia juga tidak melupakan aspek-aspek yang berhubungan dengan hasrat seksual, dalam kedudukannya sebagai penyempurna alami bagi proses pembentukan manusia.

Al-quran telah memaparkan tentang cinta yang bernuansa seks atau yang biasa dikenal dengan istilah al-hub al-jasadi ini. Al-quran telah mengatur masalah cinta seperti ini dan telah membuat sejumlah undang-undang yang berfungsi untuk mengaturnya. Bahkan dalam tataran kehidupan berumah tangga, seorang wanita tidak halal bagi suaminya sepanjang waktu. Al-quran telah mengaturnya waktu-waktu untuk melakukan hubungan seksual. Ia telah membolehkan hubungan intim tersebut dapat mengakibatkan kemudharatan. Selain itu, al-quran juga telah menetapkan beberapa undang-undang yang mengharamkan segala bentuk hubungan intim di luar ikatan pernikahan.

Demikianlah al-quran yang agung ini mengatur seluruh kepentingan individu dan masyarakat secara bersamaan dalam sebuah keseimbangan yang menakjubkan lagi memukai. Al-quran menyentuh sisi yang sangat sensitif ini dengan penuh kelembutan dan penuh kesopanan seperti gaya bahasa al-quran pada umumnya. Lihatlah penjelasan tuhan (al-quran) yang dengan indahnya mengisyaratkan hubungan seksual dengan menggunakan berbagai ungkapan, terkadang menggunakan al- mubaasyaroh (menggauli), terkadang menggunakan al-mulaamasah (menyentuh), dan terkadang menggunakan al-ifdhoo’ atau al-ityaan (mendatangi). Bila seorang memperhatikan ayat-ayat yang memuat kosakata-kosakata seperti ini, maka dia akan menemukan bahwa kosakata-kosakata tersebut bercirikan isyarat atau sindiran.

Al-quran mengetengahkan kosakata-kosata tersebut dalam sebuah kinayah (majaz) yang indah. Allah SWT berfirman.
وَلَاتَقْرَبُوهُنَّ
“Dan janganlah kamu mendekati mereka.” (QS. Al-Baqarah[2]: 222)
فَلَمَّاتَغَشَّهَا
“maka setelah dicampurinya.” (QS. Al-A’raaf [7]: 189)
لَمَسْتُمُ النِّساءَ
“kamu telah menyentuh perempuan.” QS. An-Nisaa’ [4]: 43)

Dan firman-firman serupa yang merupakan contoh-contoh yang mengundang perenungan dan tidak membangkitkan rasa malu. Hal serupa juga terdapat pada firman Allah SWT:
لَكُمْ حَرْثٌ نِسَاؤُكُمْ
“istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam.” QS. Al-Baqarah [2]: 223)

Barangkali tujuan al-quran menggunakan gaya bahasa arab seperti itu adalah untuk mengarahkan perhatian manusia pada aspek kelembutan dan adab yang harus diperhatikan dalam melakukan hubungan seksual. Dalam tafsir al-manaar, juz 2, hlm. 176 disebutkan: “alquran yang mulia telah mengajarkan kepada kita tentang kesopanan dalam mengungkapkan perkara ini ketika pengungkapan tersebut memang diperlukan, yaitu dengan menggunakan kinayah (majaz) yang halus.”

Hal ini merupakan bukti paling kuat yang menunjukkan kebenaran alquran dan sifat realistisnya, dimana ia berusaha menyeimbangkan antara aspek perasaan dan spek hasrat seksual. Alquran bukanlah sekedar kitab larangan dan anjuran, melainkan juga kitab perundang-undangan dan kitab kemanusiaan yang amat sempurna. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dengan segenap makna dan perasaan yang menghiasinya, serta segenap syahwat dan gejolak biologis yang ada di dalamnya. Allah SWT berfirman:
“tidadalah kami alpakan sesuatupun di dalam al-kitab.” (QS. Al-An’aam [6]: 38)



---
Tag : pendidikan
0 Komentar untuk "Bagaimana Al-qur’anul Karim Berbicara Tentang Cinta Bernuansa Fisik atau kebutuhan Biologis (Seks) "

Back To Top