Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Madura dalam bentuk media online yang memuat: Madura Zone, Artikel, Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Kuliner, Berita, Dan lain-lain. Selamat berkunjung di blog kami!!!

Usaha Kerajinan Batik dengan Metode Pemasaran Via Telepon di Desa Larangan Badung Palengaan Pamekasan

---
---

Seperti yang kita tau bahwa di setiap daerah pasti ada usaha kerajinan yang unik dan ternal. seperti salah satu kerajinan yang akan kita bahas dibawah ini. yakni tentang "Usaha Kerajinan Batik" yang terletak di desa larangan badung palenggaan Pamekasan Madura. pembahasan ini akan disajikan dalam bentuk makalah, dengan harapan karya tulis ini dapat menjadi manfaat bagi sahabat pembaca semua. selamat membaca dan terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa  inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan sebagai ”kultur” dalam bahasa Indonesia.
Definisi Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, dan karya seni.
Budaya juga dapat diartikan sebagai suatu pola hidup menyeluruh , budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik". Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malan untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan.
Batik merupakan kebudayaan khas bangsa Indonesia yang sudah ada sejak masa kerajaan majapahit. Untuk lebih memantapkan pemahaman kita tentang batik, ada baiknya kita tahu tentang sejarah batik Indonesia. Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman, beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.
Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri. Misalnya batik Pekalongan, Yogyakarta, Solo ataupun daerah-daerah lain di Indonesia memiliki corak atau motif sesuai dengan kekhasan daerahnya.
Dalam perkembangannya, kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Semua orang tahu bila Madura terkenal dengan kerapan sapi dan garamnya. Namun ketika bicara tentang batik, banyak yang belum mengetahui bila pulau kecil ini juga dikenal sebagai penghasil batik. Motif yang berasal dari daerah ini juga punya nilai seni yang tinggi, tidak kalah dengan batik dari daerah lain. Warna yang dimunculkan sering bernuansa cerah, sesuai dengan sifat orang Madura yang terbuka dan mudah akrab dengan orang lain.
Kebudayaan Madura sejatinya adalah titisan kebudayaan Majapahit. Warna merah dipilih karena panji Majapahit adalah warna merah dan putih (itu pula yang menjadi cikal bakal bendera Indonesia). Warna hijau, karena berhubungan dengan religi. Masa kejayaan Majapahit adalah masa kejayaan agama Hindu. Dalam hindu Pepohonan termasuk bagian dari pemujaan terhadap para dewa. Sementara kuning dipilih sebagai pembatisan terhadap bulir-bulir padi sebagai penopang ekonomi masyarakat agraris. Dengan lain kata pemilihan warna itu sebenarnya hendak bercerita tentang akulturasi kebudayaan Majapahit-Madura.
Ketika awal-awal perkembangan batik di zaman Majapahit, motif-motif batik hanya didominasi oleh motif binatang dan tumbuhan. Itu menunjukkan betapa kuatnya spiritualitas Majapahit (baca hindu). Dari kedua motif itu, motif binatang paling banyak diminati dibandingkan tumbuhan. Bahkan motif burung garuda menjadi motif paling sakral karena hanya boleh dipakai oleh tentara Bhayangkara yang dikomandani oleh Patih Gajah Mada.
Awalnya busana batik hanya dikenakan raja, punggawa kerajaan dan tentara majapahit. Namun seiring dengan perkembangan waktu serta semakin meningkatnya kemajuan ekonomi kerajaan majapahit, aktivitas membatik dan mengenakan busana batik mulai diikuti masyarakat di sekitar kerajaan. Bahkan dari situpulalah muncul para perajin batik, yang bersanding dengan para perajin keris yang pada masa itu juga tak kalah larisnya. Begitulah, terus menerus hingga kini home industri batik juga mulai merambah di berbagai penjuru hingga akhirnya sampai juga ke tanah Madura. Dan kini juga mulai menggeliat lagi seiring dengan mulai tumbuhnya usaha pariwisata berbasis lokalitas di negeri ini. Tentunya dengan berbagai variasi motif yang beragam.
Batik dikenal sejak zaman kerajaan Singasari, termasuk batik Madura dan batik Jogjakarta. Hal ini dibuktikan dengan relief dan patung yang memakai batik. Arya Wiraraja sebagai adipati Sumenep yang juga sekutu dekat Raden Wijaya (pendiri kerajaan Majapahit) merupakan tokoh yang mengenalkan batik ke Madura.
Di Pamekasan, usaha kecil batik mulai dikenal masyarakat luas pada abad ke-16 dan 17, terutama sejak terjadinya peperangan antara Kiai Penghulu Bagandan (Raden Azhar) melawan Ke’ Lesap. Raden Azhar merupakan penasihat agama adipati Arya Adikara IV (Raden Ismail). Sebagai Ulama, Raden Azhar berusaha membantu adipati Pamekasan, Arya Adikara IV (Raden Ismail) melawan Ke’ Lesap. Ke’ Lesap ini merupakan putera Madura keturunan Cakraningrat I dengan istri selir. Arya Adikara IV (Raden Ismail) adalah menantu raja Bangkalan (Cakraningrat V).
Diceritakan, dalam peperangan itu, Kiai Penghulu Bagandan (Raden Azhar) memakai pakaian kebesaran batik dengan motif parang (dalam bahasa Madura disebut leres). Sejak itulah, batik menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Madura, terutama pembesar-pembesar di Pamekasan. Saat ini, batik telah menjadi usaha rumahan dari skala usaha kecil hingga usaha kecil menengah.
Satu hal yang tidak bisa disangsikan dari keunikan batik Madura adalah proses pembuatannya. Tradisi membatik di Madura salah satunya yang terkenal dengan Batik Genthongan. Disebut genthongan karena proses pewarnaanya terlebih dahulu direndam dalam wadah mirip gentong. Konon katanya kain direndam selama dua bulan, kemudian lembaran kain batik disikat untuk menghilangkan sisa lilin/malamnya. Proses macam ini, selain untuk membuat warna batik lebih awet, juga memunculkan warna terang dan gelap pada kain batik.
 Batik Genthongan cukup dikenal luas karena kekuatan warnanya yang bisa bertahan hingga puluhan tahun. Karenanya jangan heran jika batik ini cukup mahal harganya dibandingkan dengan batik biasa. Selain bahan kainnya dipilih yang terbaik, juga pewarnanya menggunakan pewarna alami. Yang diracik dari sari tumbuhan pilihan. Soga alam khas Madura berasal dari Mengkudu dan Tingi untuk menghasilkan warna merah. Hijau berasal dari kulit Mundu ditambah tawas, Daun Tarum digunakan jika ingin memberikan efek warna biru.
Kesemuanya itu diramu oleh tangan-tangan terampil dengan imajinasi seni tingkat tinggi sehingga menghasilkan motif batik yang beragam dan unik, khas pulau Madura. Jadi tidak terlalu berlebihan jika batik Madura menjadi pilihan bagi mereka yang menyukai busana-busana bernuansa etnik tapi tidak kampungan.
Meski wilayah tidak terlalu luas, namun batik Madura juga mempunyai beragam jenis. Bahkan setiap daerah punya motif sendiri. Ada batik Tanjung Bumi, batik Pamekasan, batik Sumenep dan seterusnya. Karena bagi masyarakat Madura batik bukan sekedar kain bermotif saja. Batik adalah bagian dari budaya Madura.
Bahkan saat ini di berbagai buku dan majalah seni budaya, batik Madura sering mendapat perhatian yang istimewa. Ketika pergi ke pulau ini kita juga akan mudah menemukan pusat industri yang produk utamanya adalah batik. Pada acara resmi Negara, banyak pejabat yang tidak merasa canggung untuk mengenakan batik Madura.
Selain suka menggunakan warna yang terang, corak batik Madura juga punya jenis yang terbilang cukup banyak jumlahnya. Ada pucuk tumbak, belah ketupat, rajut dan lain-lain. Selain itu ada pula corak yang menggambarkan kekayaan flora dan fauna yang hidup di sana.
Pencampuran warna batik Madura sering terlihat kasar karena suka saling bertabrakan. Namun justru di sinilah letak daya tariknya. Orang sering menyebutnya barabin untuk pengombinasian warna yang norak namun terlihat sangat unik ini. 
Kebanyakan orang mengenal batik tulis madura dengan karakter yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari seribu motif dan paling terkemuka di pasar batik di Indonesia maupun mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik Madura yang cukup terkenal. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu, mungkin karena kedua komoditas tersebut merupakan bagian integral dari tradisi masyarakat mereka sendiri.
Pada dasarnya, batik dengan berbagai bentuk dan pola, apakah itu batik Madura, batik Pekalongan, batik Jawa, batik Jogja, batik Solo dan batik-batik daerah lain budaya tinggi adalah seni yang perlu dipertahankan, dilestarikan, dikembangkan sehingga menjadi aset berharga bangsa ini di mata inetrnasional.
Di pulau Madura sendiri sudah sejak lama dikenal sejumlah sentra kerajinan batik. Misalnya di Kabupaten Pamekasan, sejak jaman dulu banyak perajin dan pengusaha batik bermukim dan mengembangkan usaha batiknya di wilayah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan batik di Pulau Madura. Karena, dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Pulau Madura, Kabupaten Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para perajin dan pengusaha batik.
Tradisi mengenai kain batik yang tertanam cukup kuat di kalangan masyarakat Madura telah membuat budaya membatik dan memakai kain batik terpelihara dengan baik di kalangan mereka. Bahkan ketika kain batik belum sepopuler seperti dewasa ini, masyarakat Madura tetap memproduksi dan mengenakan pakaian batik, karena batik merupakan bagian dari adat dan budaya mereka sehari-hari.
Kini ketika kain batik sudah begitu populer dan memasyarakat, para perajin dan pengusaha batik di pulau Madura semakin bergairah dalam memproduksi kain batik. Seperti halnya usaha kerajinan batik yang ada di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan yang merupakan salah satu sentra kerajinan batik yang terkenal dan besar di daerah tersebut.

B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimana keunggulan batik Madura dibandingkan dengan batik diluar Madura? 
  2. Bagaimana membedakan batik Madura dengan batik luar Madura?
  1. Bagaimana cara mempertahankan kualitas batik Madura agar tetap diminati dan populer di semua kalangan? 
  2. Bagaimana perkembangan batik di Madura sampai saat ini?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan ini adalah:
  1. Memahami keunggulan batik Madura dibandingkan dengan batik diluar Madura.
  2. Mengetahui perbedaan antara batik Madura dengan batik luar Madura.
  3. Mengetahui cara mempertahankan kualitas batik Madura agar tetap diminati dan populer disemua kalangan.
  4. Mengetahui perkembangan batik di Madura.

D.  Manfaat Penulisan Makalah
1.   Bagi pembaca bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang batik yang ada di Madura.
2.   Bagi pembaca bisa belajar membedakan antara batik Madura dengan batik luar Madura.
3.   Bagi pembaca makalah ini bisa menjadi bahan  rujukan untuk penelitian berikutnya.
4.   Bagi pembaca bisa ikut berpartisipasi dalam mensosialisasikan batik untuk perkembangan kedepannya.

BAB III
PEMBAHASAN
Usaha Kerajinan Batik dengan Metode Pemasaran Via Telepon Di Desa Larangan Badung  Palengaan Pamekasan

A.    Landasan Teori
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa  inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan sebagai ”kultur” dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan teori kebudayaan, para ahli berpendapat bahwa batik merupakan salah satu jenis kebudayaan asli Indonesia. Menurut Bosch menyatakan bahwa sebenarnya sebelum kedatangan orang-orang India ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memiliki kepandaian dan kemampuan setempat yang disebut sebagai local genius, dan mampu pula mengembangkan pengaruh tersebut sesuai dengan suasana atau lingkungan setempat.
Menurut Brandes menyebutkan bahwa orang Jawa telah mengenal sepuluh macam kepandaian sebelum datangnya pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh orang-orang India itu. Kesepuluh kepandaian itu adalah (1). Pandai membuat dan memainkan wayang; (2). Pandai membuat dan memainkan gamelan; (3). Pandai membuat dan menyanyikan tembang; (4). Pandai membuat batik; (5). Pandai membuat dan mengerjakan logam; (6). Mengenal sistem mata uang; (7). Mengenal sistem pelayaran; (8). Mengenal sistem astronomi; (9). Mengenal sistem irigasi; (10). Mengenal sistem pemerintahan yang teratur.
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa sebenarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah maju semenjak sebelum kedatangan kebudayaan Hindu, dan seni membatik itu adalah kesenian asli Indonesia.
Berikut ini adalah pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli:
  1. Menurut  Edward T. Hall Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan Iris.
  2. Menurut Varner dan Linda Beamer Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang.
  3. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.
  4. Menurut Gudkunts dan Kim Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar.
  5. Menurut Levo-Henriksson Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup - apapun bentuknya - baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat.
  6. Menurut Roos Kebudayaan merupakan sistem gaya hidup dan merupakan faktor utama bagi pembentukan gaya hidup.
  7. Menurut Rene Char Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat.
  8. Menurut Ignas Keden Kebudayaan adalah nasib dan baru kemudian kita menanggungnya sebagai tugas.
  9. C.A Van Peursen Kebudayaan merupakan gejala manusiawi dari kegiatan berfikir (mitos, ideologi, dan ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana.
  10. Menurut Geertz Kebudayaan adalah yang mengitari kita, yang menyerbu setiap aspek kehidupan. Budaya serentak konkret dan tersebar, dalam dan dangkal.
  11. Menurut Karl Marx Kebudayaan adalah teori anti kebudayaan.
  12. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemadi Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide yang ada dalam pikiran manusia dalam pengalaman sehari hari yang sifatnya abstrak.
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik". Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malan untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan.[
Sedangkan pengertian Batik menurut para ahli sebagai berikut:
  1. Menurut Yahya Batik adalah karya yang dipaparkan di atas bidang datar (kain atau sutra) dg dilukis atau ditulis, dikuas atau ditumpahkan atau  dengan menggunakan canting atau cap dengan menggunakan malam untuk      menutup agar tetap seperti warna aslinya.
2.  Menurut Ketut Sunarya Membatik adalah cara membuat / menggambar motif pada kain atau yang lain dengan sistem tutup dg malam dan celup dg warna.
3. Menurut Perajin Batik Membatik adalah pewarnaan pada kain dengan menggunakan lilin/malan sebagai batas antar warna.
Usaha kerajinan merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dapat menghasilkan suatu karya atau barang yang memiliki nilai seni tinggi. Usaha kerajinan batik tidak terlepas dari pemasarannya, pemasaran itu sendiri memiliki pengertian dari beberapa tokoh diantaranya:
1.       Menurut WY. Stanton Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
2.      Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
3.      Menurut Philip dan Duncan Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
4.      Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

B.     Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hasil penelitian yang berupa makalah dari Diyank Jie yang berjudul Kerajinan Batik Indonesia memiliki rumusan masalah tentang apa itu batik, mengapa batik harus dilestarikan dan bagaimana batik bisa menjadi suatu kebudayaan yang ada di Indonesia. Makalah tersebut membahas tentang sejarah batik, jenis-jenis batik berdasarkan motif dan corak yang ada di Indonesia, jenis-jenis batik berdasarkan tekniknya, jenis-jenis batik berdasarkan daerah asal pembuatannya, serta cara pembuatannya. Di dalam makalah tersebut tidak ditampilkan tampilan-tampilan berupa gambar atau foto yang mendukung isi dan penjelasan dari penelitian, sehingga pembaca hanya mengetahui isi makalah berupa teori-teori dan penjelasan mengenai batik dalam hal sejarah, pelestarian, motif, teknik pembuatan, dan daerah asal pembuatan.
Hasil penelitian yang berupa makalah dari Ayu Kusuma Dewi yang berjudul Menghidupkan Kembali Kerajinan dan Budaya Batik Semarang yang kini telah lenyap seiring perkembangan zaman memiliki tujuan untuk merencanakan Batik Semarang Center yang dapat menampung kegiatan pelestarian kerajinan batik yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Di dalam makalah tersebut juga tidak ditampilkan tampilian-tampilan berupa gambar atau foto yang mendukung isi dan penjelasan dari penelitian, sehingga pembaca tidak mengetahui jenis-jenis dari motif dan teknik pembuatan dari batik Semarang itu sendiri.
Hasil penelitian yang berupa makalah dari Evi Friyan yang berjudul Melestarikan Batik Cirebon atau Batik Trusmi memfokuskan permasalahan pada kurangnya media informasi mengenai motif batik Trusmi atau batik Cirebon yang lama maupun yang baru dikarenakan kedinamisan motif batik yang ada pada saat ini. Motif batik Trusmi yaitu batik cap dan batik tulis berkurang peminatnya (masyarakat yang membeli batik dilihat dari segi harga yang murah dan bermotif bagus), karena adanya kain bermotif batik dengan menggunakan teknik printing yang berasal dari Cina memiliki motif yang beragam dan murah. Di dalam makalah tersebut ditampilkan beberapa gambar mengenai motif dari batik Cirebon atau batik Trusmi yang sangat mendukung isi dan penjelasan dari makalah tersebut.
Hasil penelitian dari makalah ini sendiri berjudul Usaha Kerajinan Batik dengan Metode Pemasaran Via Telepon Di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan memiliki rumusan masalah mengenai keunggulan batik Madura, perbedaan batik Madura dengan batik di luar Madura, cara mempertahankan kualitas batik, dan perkembangannya. Penulis menggunakan metode wawancara, studi literatur, dan observasi obyek dalam pengumpulan data dan juga menampilkan beberapa gambar atau foto dari berbagai motif, proses pembuatan dan lampiran berupa hasil wawancara yang bisa mendukung isi dan penjelasan dari makalah.

C. Usaha Kerajinan Batik dengan Metode Pemasaran Via Telepon Di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan
Usaha kerajinan batik yang ada di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan termasuk salah satu sentra batik yang cukup besar di daerah tersebut. Usaha dari kerajinan ini dikenal dengan nama UD. Safari Jaya. Usaha ini telah dijalankan oleh Bapak Safari secara turun-temurun sejak tahun 2000, dan sudah memiliki karyawan lebih dari 30 orang.
Usaha kerajinan ini mengunakan teknik pembuatan batik tulis dan batik cap. Dalam sehari pembuatan batik dengan teknik tulis bisa menghasilkan kurang lebih 8 lembar kain batik/orang dan kurang lebih 40 lembar kain batik/orang dengan teknik cap. Penjualan batik keseluruhan bisa mencapai 300 lembar/hari dan kurang lebih 1000 lembar/minggu, harga standart bisa mencapai 40 ribu/lembar untuk batik cap dan 50-ratusan ribu/lembar untuk batik tulis tergantung dari jenis motif dan kualitasnya. Pemasukan bersih dari usaha ini bisa mencapai 50 juta/bulan.
Ada beberapa jenis motif batik yang diproduksi ditempat ini antara lain: serat kayu, kontenan, sekar jagat, dayak, kembang-kembang, kerta kencana dll.


                          Gambar 1. Serat Kayu              Gambar 2. Kembang-Kembang

Keunggulan dari batik Madura itu sendiri dalam hal motif, penggunaan warna, teknik pembuatan, keawetan dari batik itu sendiri. Pencampuran warna batik Madura sering terlihat kasar karena suka saling bertabrakan. Namun justru disinilah letak daya tariknya. Orang sering menyebutnya barabin untuk pengombinasian warna yang norak namun terlihat sangat unik ini. Teknik pembuatan dari batik itu sendiri sangat berpengaruh pada keawetan kain batik, karena proses pewarnaan dan pemakaian obat yang bagus pada kain batik yang sudah dilapisi malan tersebut membutuhkan proses berkali-kali sesuai dengan warna-warna yang diperlukan, teknik pengobatan juga berpengaruh agar warna kain batik tidak luntur, awet dan tahan lama.
Proses perendaman pada jenis batik tulis dan batik cap tidak membutuhkan waktu lama karena lebih dituntut kepada jumlah hasil produksi untuk mengejar omzet penjualan. Agar batik yang dihasilkan tetap berkualitas, pengrajin batik lebih memfokuskan pada proses pencelupan warna dan penggunaan obat yang bagus sehingga menghasilkan kain batik yang berkualitas.
Setiap daerah di Indonesia saat ini sebagian besar sudah memiliki motif batik yang menunjukkan ciri khas daerah di mana motif batik itu berasal. Ciri khas batik selain dipengaruhi oleh history sejarah daerah tersebut juga dipengaruhi oleh karakter masyarakat setempat. Selain bisa dilihat dari motifnya, ciri khas batik dari suatu daerah juga bisa dilihat dari warnanya.
Setiap daerah memiliki batik dengan ciri khasnya sendiri, itu sama seperti cerminan bangsa ini bahwa setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda. Belajar dari batik, walau setiap daerah memiliki kekhasannya sendiri tetapi bisa disatukan dengan batik. Karena walau berbeda corak, motif atau warna tetapi dapat disatukan dengan kesamaan yang bernama batik
Sedangkan untuk batik Madura, ciri khas warnanya adalah menggunakan warna-warna yang berani atau ngejreng. Penggunaan warna dasar seperti warna Merah, Kuning, Hijau dan biru banyak digunakan pada motif batik tulis madura. Inilah yang membedakan batik Madura dengan batik di luar Madura yang lebih menonjolkan karakteristik warna dan motif.
Motif batik di daerah Pamekasan Madura cenderung lebih modern dengan warna-warna yang lebih berani, sedangkan di Tanjung Bumi warnanya cenderung lebih gelap walaupun tetap ada sentuhan warna yang berani. Motifnya pun lebih “miyayeni” (bangsawan). Batik Tulis di Tanjung Bumi juga dipengaruhi oleh kualitas air yang digunakan untuk perendaman yang konon katanya jenis air di sana membuat batik Tanjung Bumi terlihat semakin bagus.
Seperti daerah lain, batik Madura juga menggunakan cara tradisional dalam pengerjaannya. Sedangkan jangka waktu yang diperlukan tergantung dari tingkat kerumitan motif dan corak. Semakin rumit motif tentu akan membutuhkan waktu yang lebih lama pula. Menurut pendapat dari salah satu karyawan dari UD. Safari Jaya, motif yang paling sulit pengerjaannya adalah motif sekar jagat yang merupakan motif yang paling banyak diminati pembeli.
Adapun jenis-jenis batik berdasarkan tekniknya sebagai berikut:
1.      Batik Tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu 15 menit/lembar kain. Inilah yang bisa disebut Batik sesungguhnya. Karya seni yang bernilai sangat tinggi. Proses pembuatan yang menggunakan tangan dengan pola-pola cantik yang hanya bisa dilakukan oleh tangan-tangan terampil,  Prosesnya yang rumit dan lama dengan pengerjaannya satu persatu membuat batik ini bernilai lebih dibandingkan teknik yang lain. Sehingga sangat eksklusif  bahkan nilainya bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk selembar kain batik tulis.
2.      Batik Cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu 5 menit/lembar kain. Batik cap ini proses pengerjaannya menggunakan malan tetapi tidak dengan cara manual (dibatik, ditulis atau digambar manual menggunakan tangan) yaitu dengan cara membuat pola batik dan menstempel kain batik dengan motif yang sudah dibuat tadi dengan malan. Proses ini lebih lama dibandingkan dengan batik printing. Jadi tidak heran jika batik cap biasanya akan lebih mahal dibandingkan batik printing.
3.      Batik Printing sebetulnya tidak bisa disebut batik yang sesungguhnya, karena yang dinamakan batik  adalah adanya proses membatik (ada pengerjaan manual dengan tangan) menggunakan malan. Batik printing pengerjaannya dikerjakan oleh mesin pabrik dan diproduksi secara masal yang tidak berbeda dengan kain-kain jenis tekstil lainnya yang ada saat ini. Jadi Batik Printing bisa disebut kain dengan motif batik.
Untuk mengetahui apakah batik yang kita beli batik tulis atau bukan sebenarnya mudah saja, berikut beberapa tipsnya:
a.       Tidak ada gambar atau ornamen yang persis sama walaupun secara motif sama
b.      Adanya bau yang khas yaitu bau malan.
c.       Jika kainnya dibalik, tidak polos jadi warnanya tembus sampai ke balik motif kain. Kadang ada pengerjaannya yang kurang rapi seperti adanya ceceran warna dan biasanya  di ujung gambar atau motifnya ada sapuan atau coletan yang lebih tebal.
d.      Kadang ada yang kelihatan kotor padahal itu adalah sisa malam yang belum bersih.
Untuk mempertahankan kualitas batik agar tetap diminati dan populer di semua kalangan adalah dengan cara mengikuti perkembangan dan keinginan pasar. Hal ini sangat berpengaruh pada proses pembuatan yang melibatkan pemilihan kain, pewarnaan, pengobatan dan pencelupan.
Dalam upaya untuk melestarikan budaya batik dan kesenian Bangsa perlu mengetahui cara pembuatan batik tulis. Alat dan bahan yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :
a.       Bahan Dasar Batik
1)      Kain putih polos yang terdiri dari kain santiu (super A dan super B), kain sadak, kain sutra, kain santun, kain sifan, kain paris, kain organdi dan kain primis)
2)      Canting sebagai alat pembentuk motif. Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan yang khas digunakan untuk membuat batik tulis, kerajinan khas Indonesia. Canting tradisional untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.
3)      Lilin (malan) yang dicairkan. Sebelum digunakan, lillin malam harus dicairkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan di atas kompor atau pemanas lain. Lilin malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi lilin.
4)      Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
5)      Gawangan (tempat untuk menyampirkan kain)
6)      Bahan pewarna atau obat pewarna yang terdiri dari merah B, merah R, merah GG, betelen, SG, biru B, sol hijau, sol dongker, sol pink, sol ungu, sol kuning, dan sol coklat.
b.      Tahapan-tahapan dalam Proses Pembuatan
1)      Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
2)      Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan lilin (malan) menggunakan canting (dikandangi atau dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3)      Tahap selanjutnya, menutupi dengan malan bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.

Gambar 3. proses pelapisan malan 1
 
4)      Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malan dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
5)      Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
6)      Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malan menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
7)      Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
8)      Proses berikutnya, menghilangkan lilin malan dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
9)      Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan warna pertama dan kedua.
10)  Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
11)  Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
12)  Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Ada beberapa proses pewarnaan batik yang menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan seperti daun papaya, daun alpukat, daun jambu dan kayu kulit kelapa. Cara ini lebih ramah lingkungan dan murah karena menggunakan bahan-bahan dari alam yang bersifat alami. Warna yang dihasilkan lebih gelap atau kalem, tidak seperti yang menggunakan pewarna kimia yang hasil warnanya lebih cerah dan ngejreng.
Di era yang sudah modern ini, internet mungkin bukan sesuatu yang asing lagi di telinga kita dan bisa memberikan manfaat yang luar biasa dalam hal usaha pemasaran. Tetapi, UD. Safari Jaya masih tetap mempertahankan usaha pemasarannya melalui via telepon. Menurutnya cara ini lebih mudah dan cukup meraup banyak keuntungan dari usaha kerajinan batik yang digelutinya.
Awalnya pemasaran kain batik hanya berlangsung di tempat-tempat seperti pasar dan kios, namun seiring berkembangnya usaha kerajinan batik, pemasaran diperluas dan dipermudah dengan metode pemasaran via telepon. Pembeli hanya melakukan transaksi melalui telepon yang meliputi pemesanan jenis batik (batik tulis atau batik cap), motif-motif batik serta jumlah batik yang dipesan. Sebagian besar pembeli adalah pembeli yang sudah biasa membeli di pasar atau kios sehingga transaksi lebih cepat karena mereka sudah tahu dengan macam-macam motif dan jenis-jenis kain yang akan dipesan, hal ini mempermudah proses pemesanan via telepon. Barang yang sudah dipesan akan dikirim sesuai dengan tanggal yang sudah ditetapkan pada saat transaksi dan apabila ada barang yang tidak cocok bisa dikembalikan dan ditukar dengan kain batik yang sesuai. Pemasaran dari kain batik ini sudah cukup luas meliputi Jakarta sampai Banyuwangi. Penjualan batik tulis lebih mahal dibandingkan dengan batik cap, tetapi untuk saat ini penjualan batik cap lebih banyak pesanan karena harganya yang relatif murah dan pemakaiannya lebih nyaman karena terbuat dari kain sutra. Proses pembuatanya lebih cepat batik cap daripada batik tulis, batik tulis memiliki tingkat kerumitan tersendiri dalam hal penentuan motif karena murni mengandalkan kreativitas.
Sama seperti  kehidupan, semakin panjang prosesnya akan semakin banyak ilmu yang didapat. Sekarang orang cenderung menginginkan jalan pintas, dan mudah menyerah. Batik mengajarkan untuk ulet, pantang menyerah, sabar untuk menjadi yang terbaik. Begitu juga seperti corak atau motif batik yang cenderung lengkung, jarang yang lurus, itu mengambarkan hidup tidak selamanya datar-datar saja. Ada banyak tantangan dalam hidup dan harus bersiap menghadapinya. Ada banyak filosofi yang terkandung dari Batik Indonesia.
Besarnya animo masyarakat terhadap batik Pamekasan disebabkan kualitas batik, warna, dan motifnya. Batik Pamekasan mempunyai kekhasan pada warnanya yang tajam dan motifnya yang variatif.  Belum lagi Batik Pamekasan juga tersedia dalam bentuk motif cap dan batik tulis, sehingga dapat memenuhi permintaan beberapa golongan pecinta batik tulis dan batik cap.
Perkembangan batik Madura di mulai dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat menggunakan batik juga didorong oleh adanya pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Itulah masyarakat Indonesia, apa yang menjadi trend dunia selalu menarik untuk diikuti, demikian halnya dalam kesadaran menggunakan batik, perlu pengakuan dari luar dahulu baru berkenan menggunakannya. Batik yang dahulu identik dengan pakaian rumahan yang tidak pantas digunakan untuk acara resmi kini telah bergeser menjadi salah satu pakaian yang anggun dan elegan. Siapapun percaya diri menggunakannya, bahkan  batik kini telah meluas penggunaannya menjadi salah satu trend mode dunia.
Keberhasilan penjualan batik Pamekasan tidak terlepas karena terbukanya akses masuk yang lebih mudah ke pulau Madura. Adanya jembatan Suramadu yang menghubungkan Jawa dan Madura membuat jalur perdagangan menjadi lebih mudah. Banyak turis yang datang ke pulau Madura meski awalnya hanya sekadar ingin menikmati jembatan Suramadu. Kedatangan para wisatawan domestik dan mancanegara telah menjadi ajang promosi yang sangat efektif yang telah mengakar di Indonesia. Media promosi murah meriah, tanpa ada biaya yang harus dikeluarkan namun mengena. Umumnya para wisatawan akan membawa batik pamekasan sebagai oleh-oleh ke daerah asal masing-masing.
Itulah awal batik pamekasan dikenal di masyarakat di luar pulau Madura.  Biasanya tidak lama setelah kunjungan itu, sebagian dari mereka akan datang untuk mencari peluang bisnis pemasaran batik Pamekasan.  Hingga kini penjualan batik Pamekasan telah sampai pasar Singapura dan Malaysia. Diharapkan melalui kota Singapura, batik Pamekasan mampu mengembangkan sayap lebih lebar lagi untuk menjangkau negara lainnya.  Selain itu usaha-usaha pemerintah dalam mengenalkan batik Pamekasan patut kita hargai. Adanya Pameran batik yang pernah di gelar di Estonia juga merupakan ajang promosi yang bagus.
Selain hal tersebut, ada faktor lain yang secara tidak langsung meningkatkan penjualan batik Pamekasan, yaitu pengakuan. Pengakuan terhadap suatu produk memang sangat penting sama pentingnya dengan pengakuan sebuah kedaulatan. Produk apapun yang telah mendapat pengakuan baik secara nasional maupun internasional akan lebih mudah melenggang ke pasar bebas.  Konsumen akan lebih memilih suatu produk yang telah diakui kualitasnya dengan harga yang lebih tinggi daripada produk yang belum mendapatkan pengakuan.
Demikian pula halnya dengan batik Pamekasan. Pengakuan Batik sebagai warisan budaya nusantara telah mendongkrak penjualan batik Pamekasan di pasar domestik. Batik pamekasan memiliki motif batik yang berkembang mengikuti perkembangan permintaan pasar domestik dan luar negeri yang terus meningkat. Kuncinya adalah harus mau terus berkreasi mencari dan menciptakan motif-motif baru yang lebih segar.


BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah menyelesaikan penelitian terhadap Usaha Kerajinan Batik Dengan Metode Pemasaran Via Telepon Di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Keunggulan dari batik Madura itu sendiri dalam hal motif, penggunaan warna, teknik pembuatan, keawetan dari batik itu sendiri. Pencampuran warna batik Madura sering terlihat kasar karena suka saling bertabrakan. Namun justru disinilah letak daya tariknya. Orang sering menyebutnya barabin untuk pengombinasian warna yang norak namun terlihat sangat unik ini. Teknik pembuatan dari batik itu sendiri sangat berpengaruh pada keawetan kain batik, karena proses pewarnaan dan pemakaian obat yang bagus pada kain batik yang sudah dilapisi malan tersebut membutuhkan proses berkali-kali sesuai dengan warna-warna yang diperlukan, teknik pengobatan juga berpengaruh agar warna kain batik tidak luntur, awet dan tahan lama.
2.      Setiap daerah memiliki batik dengan ciri khasnya sendiri, itu sama seperti cerminan bangsa ini bahwa setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda. Belajar dari batik, walau setiap daerah memiliki kekhasannya sendiri tetapi bisa disatukan dengan batik. Karena walau berbeda corak, motif atau warna tetapi dapat disatukan dengan kesamaan yang bernama batik Sedangkan untuk batik Madura, ciri khas warnanya adalah menggunakan warna-warna yang berani atau ngejreng. Penggunaan warna dasar seperti warna Merah, Kuning, Hijau dan biru banyak digunakan pada motif batik tulis madura. Inilah yang membedakan batik Madura dengan batik di luar Madura yang lebih menonjolkan karakteristik warna dan motif.
3.      Untuk mempertahankan kualitas batik agar tetap diminati dan populer di semua kalangan adalah dengan cara mengikuti perkembangan dan keinginan pasar. Hal ini sangat berpengaruh pada proses pembuatan yang melibatkan pemilihan kain, pewarnaan, pengobatan dan pencelupan.
4.      Perkembangan batik Madura di mulai dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat menggunakan batik juga didorong oleh adanya pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Siapapun percaya diri menggunakannya, bahkan  batik kini telah meluas penggunaannya menjadi salah satu trend mode dunia. Kedatangan para wisatawan domestik dan mancanegara telah menjadi ajang promosi yang sangat efektif yang telah mengakar di Indonesia. Media promosi murah meriah, tanpa ada biaya yang harus dikeluarkan namun mengena. Umumnya para wisatawan akan membawa batik pamekasan sebagai oleh-oleh ke daerah asal masing-masing. Itulah awal batik pamekasan dikenal di masyarakat di luar pulau Madura.  Biasanya tidak lama setelah kunjungan itu, sebagian dari mereka akan datang untuk mencari peluang bisnis pemasaran batik Pamekasan.  Hingga kini penjualan batik Pamekasan telah sampai pasar Singapura dan Malaysia.

B. IMPLIKASI
Implikasi atau saran yang dapat menjadi penunjang dan motifator bagi peneliti atau pembaca berikutnya. Adapun yang menjadi saran dalam penulisan ini yakni, antara lain:
1.      Bagi pembaca diharapkan mendapatkan tambahan pengetahuan baru tentang batik.
2.      Bagi pembaca diharapkan bisa membedakan antara batik Madura dengan batik di luar Madura.
3.      Bagi peneliti berikutnya, makalah penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan tambahan.
4.      Bagi pembaca diharapkan bisa ikut berpartisipasi dalam mensosialisasikan batik untuk perkembangan kedepannya.


DAFTAR RUJUKAN

  1. Veeger, K. J. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.
  2. Sachari, Agus. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga, 2005.
  3. Surya, Yohanes. Fisika Batik. Jakarta: PT Gramedia Pusataka Utama, 2009.
  4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Madura IV Kumpulan Makalah, Lokakarya dan Penelitian Sosial Budaya Madura 1980, tp., t.th.
  5. Mawardi, Nur Hidayat. IAD-ISD-IBD Untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: CV Pustaka Setia, 2000.
---
Tag : madura-zone
0 Komentar untuk "Usaha Kerajinan Batik dengan Metode Pemasaran Via Telepon di Desa Larangan Badung Palengaan Pamekasan"

Back To Top